Senin, 05 Oktober 2020

Kisah nyata: Cerita Pranikah, Kiat-kiat dalam membina rumah tangga yang Sakinah, Mawaddah dan Warohmah

 Pada saat hati sudah mulai mantap akan dirinya dan tanggal juga sudah mulai ditetapkan. Tiba waktunya untuk mengurus tetek bengek pernikahan.

Mulai dari undangan, prewed, sofenir dan lainnya. Setelah semua itu selesai, tibalah waktunya untuk ke penghulu, mengurus persyaratan ke KUA.

Ternyata kami (saya dan calon istri) diikutkan dalam bimbingan pranikah menjadi salah satu perwakilan dari desa. Antara senang dan malas sebenarnya. Senang karena akan dapat banyak waktu bersama, malas karena menurutku kurang penting.

Setelah mendapat undangan bimbingan yang kebetulan di adakan di kantor KUA kecamatan, akhiranya kami berdua berangkat dan setibanya di KUA disana telah ada beberapa pasangan yang telah tiba lebih dulu.

Banyak diantara mereka yang ngobrol dengan calon masing-masing dengan rasa bahagia, bahkan ada yang sampai pegangan tangan. Saya yakin mereka pasti juga belum akad seperti halnya saya.

Tapi, ah siapa saya berhak menghakimi mereka. Toh saya juga belum tentu lebih baik dari mereka.

Singkat cerita, kami semua mulai bimbingan dengan lancar hingga tibalah waktu bagi masing-masing pasangan untuk menulis kiat-kiat menjadi keluarga Sakinah, mawaddah dan warohmah.

Semua pasangan mulai sibuk berdiskusi tentang tugas yang diberikan pembimbing, bahkan ada juga yang sampai cari di Internet kiat-kiat tersebut. Karena mereka tidak mau malu ketika presentasi nanti.

Sayapun berinisiatif untuk mencarinya juga di Internet dan saya tulis di secarik kertas untuk nanti kami presentasikan di depan.

Kebetulan kami mendapat urutan terakhir, berkah tersendiri bagi kami, karena kami bisa mendengan pendapat atau jawaban pasangan yang lain.

Setelah beberapa pasangan mulai presentasi, ternyata jawaban mereka sama semua, karena mereka mencarinya di Internet, termasuk jawaban saya pun juga sama.

Tibalah giliran kami untuk presentasi.

Kira-kira beginilah yang saya ucapkan waktu itu:

"Assalamualaikum Wr. Wb. 

"Perkenalkan nama saya ... Dan ini calon istri saya, namanya ..... Sebenarnya jawaban yang kami tulis tidak jauh beda dg yang kalian tulis, jadi setelah saya pikirkan kembali buat apa kita mencari jauh-jauh kiat-kiat keluarga sakinah, jika pada kenyataannya kita sudah punya panutan yang sangat pas akan itu semua, yaitu Nabi kita Nabi Muhammad SAW, beliau adalah panutan dalam segala hal dalam kehidupan ini, termasuk pernikahan yang sakinah. Maka ketika ingin memiliki keluarga yg sakinah, kita cukup meniru Rasulullah dalam membina rumah tangga."

Bagitulah akhirnya.

Cukuplah keluarga Rasulullah sebagai panutan untuk menuju keluarga yang SAKINAH, MAWADAH DAN WAROHMAH.

Baca juga: Perbedaan Pacaran sama Tunangan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar