Kamis, 23 Maret 2017

LUPA BAHWA DIDUNIA INI HANYA SEMENTARA


Jika berbicara tentang hidup aaupun kehidupan, maka tidak akan luput juga berbicara yang menjalani kehidupan, terutama mahluk yang bernama manusia. Manusia ini unik sekaligus menarik, manusia bukannya tidak tau akan sesuatu hal, tetapi kadang manusia itu lupa atau sengaja melupakan diri.


Tetapi terlepas dari kodrat manusia yang memang tempatnya salah dan lupa. Kadang kita dibuat cukup bingung dengan kodrat manusia yang tercipta seperti itu, mungkin ini juga salah satu alasan kenapa manusia berbeda dari mahluk hidup yang lainnya, disamping manusia memang diberikan akal untuk berfikir. Juga mungkin ini alasan memberi tahu manusia bahwa Tuhan memiliki sifat yang pemaaf dan Maha memaafkan.

Kembali pada inti pembahsan, yaitu didunia ini kita sebagai manusia hanya sementara saja, bukan selamanya atau ada yang mengatakan bahwa manusia hanya singgah sesaat di bumi ini.

Kita tau, sadar bahkan yakin akan keberadaan manusia dibumi ini yang hanya sementara, tetapi entah kenapa kita manusia lebih banyak lupa daripada ingatnya akan hal itu. Kita baru ingat apabila ada yang mengingatkan atau ingat dengan sendirinya karena beberapa hal yang tidak disengaja, contohnya ketika kita mendengar seseorang telah meninggal dunia.

Betapa ramai manusia menjadi lupa daratan. Betapa ramai manusia menjadi ingkar. Betapa ramai manusia tidak dapat bersyukur. Betapa ramai manusia menjadi derhaka dan berkhianat. Mereka melupakan tujuan hidupnya ketika di dunia dan hanya mengejar kenikmatan dunia. Dunia yang dikejar akan berakhir. Tempat manusia hidup. Tempat manusia memuja kenikmatan. Semuanya menjadi sia-sia belaka.

Kehidupan di dunia merupakan permainan dan senda gurau. Ada kalanya menang ada kalanya kalah. Susah dan senang silih berganti. Senangnya merupakan kesenangan yang menipu, sedihnya merupakan kesengsaraan sementara. Itulah di namakan kehidupan di alam fana. Sungguh berbeda dengan kehidupan sejati dan abadi di akhirat  nanti. Barangsiapa senang, maka ia akan selamanya senang (Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan ini). Barangsiapa menderita, maka ia akan menderita selamanya (na’udzu billahi min zalik).

Bahkan ada yang mengibaratkan bahwa kehidupan di dunia ini sebagai sebuah drama sandiwara, dimana yang menjadi para pemainnya (aktornya) adalah kita manusia. Sedangkan yang menjadi panggung sandiwaranya adalah bumi yang kita tempai atau yang kita pijaki ini, sedangkan yang bertindak sebagai Sutaradaranya tak lain dan juga tak bukan adalah Tuhan yang mengatur semesta alam ini, yaitu Allah SWT.

Al-Quran menyebutkan bahawa kehidupan di dunia tidak lebih hanya main-main dan senda gurau semata:

Firman Allah SWT maksudnya: "Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (Surah Al-An'Am ayat 32)

Firman-Nya lagi yang bermaksud: "Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." (Surah Al-Ankabut ayat 64)

Apabila kalian merasai kesukaran dan menghadapi banyak masaalah hidup di dunia ini, janganlah berputus asa dan rasa kecewa kerana sesungguhnya Allah SWT adalah tempat bergantung dan tempat di letakkan sepenuh pengharapan. Berdoalah bersungguh-sungguh kepada-Nya.

Dalam kehidupan ini ada bertingkat-tingkat tentang kenikmatan dunia. Manusia berlumba-lumba  mengejar, hingga kepayahan, dan umurnya habis, dan hidupnya tersungkur, hanya diarahkan mengejar kenikmatan dunia. Tak ada kenikmatan yang sejati. Kenikmatan yang diinginkan manusia dalam kehidupan itu hanyalah kenikmatan yang semuanya hanya ilusi. Khayalan dari manusia yang sudah menjadi tabiat hidupnya hanya untuk kenikmatan dan kemegahan.

Ketahuilah, sesungguhnya kenikmatan yang teragung dan terbesar, iaitu kenikmatan yang dirasai sepenuhnya di hari akhirat nanti. Kenikmatan akhirat itulah yang akan membawa hamba kepada kemuliaan yang kekal. Kerana itu, hakikatnya seorang mukmin, tidak mengejar kenikmatan dunia, yang tidak memiliki keuntungan apa-apa melainkan sedikit saja, dibandingkan dengan kenikmatan berupa kemuliaan disisi Allah Azza Wa Jalla.

Tidak ada maknanya kenikmatan dan kelazatan dunia seisinya, yang boleh membuat manusia menjadi lupa dan mabuk, sehingga terlena dengan kehidupan dunia. Kehidupan manusia yang sudah mabuk dunia itu, menjadi sujud, rukuk, dan ibadahnya hanya untuk memenuhi rasa kenikmatan dunia.

Hanyalah orang-orang mukmin, yang layak mendapatkan kenikmatan yang sejati, kerana pahala yang akan dikurniakan oleh Allah Rabbul alamin, sentiasa mengalir, ketika mereka makan, minum, berpakaian, tidur, terjaga, dan dalam perkahwinannya, dan semua amal mereka semata hanya diarahkan untuk mendapatkan reda-Nya. Tidak mencari reda selain-Nya. Apalagi, hanya ingin mendapatkan reda kepada manusia lainnya, yang dapat memberinya kenikmatan dunia. Itu bukan sifat mukmin yang hakiki.

Orang-orang mukmin kerinduan hanya pada kenikmatan atas keimanannya, ibadahnya, kerinduannya hanya kepada Allah Azza Wa Jalla. Ketahuilah, sesungguhnya kenikmatan dunia itu, selalu akan menghalangi seseorang memperoleh kenikmatan akhirat dan bahkan mengantarkan dirinya kepada seksa neraka. Manusia yang matlamat hidupnya kepada kenikmatan dunia, akhirnya menjadikan harta-benda, pangkat, kekuasaan, dan makhluk-makhluk, serta berbagai bentuk berhala-hala, yang menyerupai tuhan, menjadi arah dan tujuan hidup mereka. Seakan semua yang ada itu, mampu memberikan kenikmatan kepada manusia yang bersifat kekal. Karena itu, ketika diakhirat mereka saling mencerca dan menyalahkan.

Marilah sama-sama kita jadikan kehidupaan di dunia ini sebagai medan untuk kita beramal dan menyediakan persiapan kita menuju alam akhirat. Tidak mungkin kita akan tenang dan berbahagia apabila membawa bekalan yang sedikit dan tidak berkualitas pula apabila menuju perjalanan yang jauh yaitu ke alam barzakh dan alam akhirat . Janganlah sia-siakan masa, umur, tenaga dan kekayaan  yang kita miliki tanpa kita membuat pelaburan untuk bekal kita kelak di sana, ketika itu apa yang akan menjadi pertukaran adalah amal-amal soleh, amal ibadah, amal kebajikan yang kita lakukan di dunia ini semata-mata kerana Allah SWT.

Disamping itu semua semoga kita dijadikan orang selalu ingat dan juga tidak selalu lupa bahwa kehidupan di dunia ini hanya tempat untuk menanam atau mengumpulkan bekal sebanyak yang kita mampu untuk melanjutkan perjalanan ke desa akhirat. Dan juga semoga kita dijadikan orang yang baik ketika meninggalkan dunia fana ini.

Seperti yang sering saya tuliskan “Jika tidak bisa masuk surga secara langsung, setidaknya jangan lama-lama din neraka!”

Renungkanlah dan bertindak segera tanpa di tunda-tunda lagi, karena umur tidak bisa menunggu kita walaupun hanya sedetik saja. Lagipula hidup tidak ada yang tau kapan kita akan meninggal, bisa saja nanti, nanti malam, besok, lusa atau bahkan satu detik lagi.

Baca Juga:
Dosa Yang Berulang 
KATA-KATA MUTIARA ISLAMI 
Kebutuhan Hamba
Dosa Yang Berulang

Minggu, 19 Maret 2017

Dosa Yang Berulang


Ada di antara kita yang mungkin belum tau apa itu dosa? jika belum, maka tidak lah salah jika saya jelaskan sedikit apa itu dosa, dari berbagai sudut pandang tentunya. Disebutkan dalam wikipedia, bahwa Dosa adalah suatu istilah yang terutama digunakan dalam konteks agama untuk menjelaskan tindakan yang melanggar norma atau aturan yang telah ditetapkan oleh Tuhan atau Wahyu Illahi.

Menurut Islam, Dosa (al-itsm) adalah perbuatan yang melanggar hukum Tuhan atau larangan agama. Manusia disebut oleh Allah sebagai makhluk yang selalu ingkar (kaffar) dan berbuat dosa (atsiim). Buktinya, saat ini, orang yang menikmati perbuatan dosanya semakin banyak.

Manusia juga banyak berbuat zhalim dan suka melampaui batas. "Janganlah para saksi menyembunyikan persaksian. Dan, siapa pun menyembunyikan persaksian itu, sesungguhnya, ia adalah orang yang berdosa hatinya" (QS al-Baqarah, 2: 283)

Lalu, apakah pengertian dosa menurut Rasulullah SAW? Beliau mengartikan dosa dengan kalimat: al-itsmu maa haaka fi shadrika wa karihta an yaththali'a 'alaihin naas, dosa adalah sesuatu yang mengganjal di dalam hati dan enggan diketahui oleh orang lain. Jelas sekali, dosa itu perbuatan yang bertentangan dengan hati nurani. Tindakan yang bertentangan dengan hati nurani itu biasa disebut maksiat.

Sedangkan menurut Ummat Kristen, Dosa adalah adalah pelanggaran cinta kasih terhadap Tuhan atau sesama yang dapat mengakibatkan terputusnya hubungan antara manusia dengan Allah. Utamanya, dosa disebabkan karena manusia mencintai dirinya sendiri atau hal-hal lain sedemikian rupa sehingga menjauhkan diri dari cinta terhadap Allah.

Dosa juga di pandang sebagai perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, baik itu melalui pikiran, perkataan, perbuatan manusia.

Sedangkan Dosa menurut ajaran Budha artinya adalah kebencian. Memang kebencian menjadi penyebab paling besar dalam suatu kejahatan, namun tidak berarti semua kejahatan disebabkan oleh kebencian.

Baca juga:  LUPA BAHWA DIDUNIA INI HANYA SEMENTARA

Dosa: misalnya adalah seseorang yang memiliki dendam terhadap kelompok tertentu kemudian berusaha untuk menghabisi kelompok itu. Kebenciannya terhadap kelompok tersebut membuatnya melakukan kejahatan. Mungkin ini termasuk contoh yang paling jelas.

Dosa dalam agama Hindu diartikan sebagai karma buruk karena kebodohan, dimana kebodohan merupakan akar dari kejahatan. Dosa menimbulkan penderitaan, dan dosa pula yang mengantarkan atma ke dalam lingkaran kelahiran dan kematian. Dosa jugalah yang menyebabkan atma mendapat kehidupan di neraka dan mendapat badan yang tidak sempurna bila bereinkarnasi kembali.

Dosa memiliki banyak definisi dan sebutan lain, seperti sin (dalam bahasa Inggris), papam, patakam, kalmasam, duritam, agham, duskram,vrjinam, dan lain-lain (dalam bahasa Sansekerta). Dosa atau papa (dalam bahasa Jawa Kuno) berarti kebiasaan buruk, kejahatan, kesalahan, hukuman atau siksaan. Sementara itu dalam Virataparwa dikatakan bahwa dosa itu adalah kemalangan, kesukaran, keadaan yang tidak menyenangkan dan kesengsaraan. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa dosa merupakan kejahatan, keburukan, nakal dan hal-hal yang tidak baik yang bertentangan dengan ajaran Tuhan Yang Maha Esa, yang disebabkan oleh kebodohan. Dosa juga adalah hasil dari tindakan atau karma yang dilakukan secara tidak selaras dengan hukuman semesta yang mengakibatkan timbulnya duka cita dan penderitaan badan sebagai buahnya.

Sedangkan arti dosa menurut agama Khonghucu, saya tidak mendapatkan penjelasan yang cukup memadai, sehingga untuk menghindari kesalahan, say tidak memasukkannya dalam tulisan ini dan untuk agama lain yang tidak bisa saya sebutkan disini, bukan maksud untuk tidak menghormati, tapi lebih kepada kurangnya pengetahuan saya pribadi mengenai masing-masing agama yang ada di Indonesia Raya ini.

Tapi terlepas dari semua itu dan juga dalam garis besar dari berbagai macam agama yang ada di Indonesia ini, dapat saya simpulkan bahwa Dosa itu adalah sebuah kesalahan manusia ataupun individu, terhadap hukum atau norma yang telah ditetapkan oleh masing-masing agama.

Karena dosa itu adalah sebuah kesalahan, maka setiap kesalahan pasti ada konsekuensinya tersendiri dan pada umumnya terdapat suatu hukuman di dalam setiap kesalahan (Dosa). Jadi setiap manusia yang telah melakukan kesalahan atau dosa, maka harus siap pula dengan konsekuensi yang ada dibelakangnya.

Terlepas dari kodrat manusia yang memang sering melakukan salah, tapi manusia itu dapat belajar dan memperbaiki diri, dari kesalahan atau dosa yang telah dilakukannya. Karena manusia yang baik, adalah manusia yang dapat menjadi lebih baik setiap hari maupun setiap saat. Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk selalu berbuat dosa, apalagi dosa yang sama. Terlebih lagi jika kita melakukan kesalahan yang sama tiap harinya dengan penuh kesadaran.
Seperti dalam sebuah pepatah, “manusia tidak boleh jatuh pada lubang yang sama dua kali”.

Kembali pada pokok atau inti bahasan, yaitu dosa yang terus berulang, entah itu di sengaja ataupun tidak disengaja, entah itu dilakukan dengan sadar ataupun tanpa sadar, dosa ya tetaplah sebuah dosa. Senang atau tidak senang, mau ataupun tidak mau, dosa yang kia lakukan sekarang, akan kembali pada diri kita sendiri. Jika tidak dalam waktu dekat, ya pasti akan kembali pada diri kita suatu saat nanti.

Ataupun jika dosa yang kita lakukan saat ini, tidak kembali pada diri kita, maka kemungkinan besar akan tiba pada anak cucu kita kelak. Jadi janganlah selalu melakukan dosa ataupun kesalahan, apalagi dosa yang terus menerus ber ulang-ulang. Karena dosa yang telah menjadi suatu kebiasaan, kadang kala dosa itu tanpa sadar, telah kita anggap sebagai sesuatu yang lumrah dan tentu saja kita anggap sebagai sesuatu yang sudah bukan perbuatan dosa lagi.

Ketika manusia melakukan kesalahan (dosa), dia menyadari dan mengakuinya, maka manusia ini lebih baik daripada manusia yang melakukan sebuah kesalahan, tapi dirinya tidak merasa bahwa telah melakukan kesalahan itu.

Setiap racun pasti ada penawarnya, maka dosa pun juga demikian, dosa juga mempunyai penawar, penawar dari sebuah kesalahan adalah dengan meminta maaf. Baik itu kesalahan (Dosa) pada Tuhan, pada manusia, hewan, tumbuhan, bahkan alam semesta ini. Tetapi bukan hanya meminta maaf saja, tapi juga berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.

Karena dijaman sekarang ini, banyak manusia yang melakukan dosa, kemudian meminta maaf, berjanji tak akan mengulanginya lagi dan pada hari esoknya lagi dia melakukan dosa itu lagi, kemudian meminta maaf lagi, mengulangi dosa lagi, dan begitu seterusnya. Tapi untngnya Tuhan tak seperti manusia yang hanya bisa memaafkan untuk beberapa kali saja, tapi Tuhan selalu memaafkan manusia yang bahkan Tuhan tau bahwa manusia ini tobatnya tidak akan bertahan lama.

Jika dalam agama yang saya anut, minta maaf (tobat) semacam ini dinamakan dengan tobat sambal, yaitu tobat yang hanya menggebu diawal saja, tapi pada akhirnya hilang tak berbekas. Meskipun Tuhan Maha memafkan kesalahan manusia, bahkan  seberapa besar pun kesalahan manusia itu.

Semoga saja kita yang masih sering melakukan dosa yang berulang ini, cepat menyadarinya dan tak melakukan tobat sambal lagi. Karena yang ditakutkan adalah nafas kita terhenti disaat dosa ini kembali berulang. Semoga saja tidak… amin.

Baca Juga:
Dosa Yang Berulang 
KATA-KATA MUTIARA ISLAMI 
Kebutuhan Hamba

Senin, 13 Maret 2017

Benarkah Lebih Baik Dicintai Daripada Mencintai?


Wahai sahabat artikeku, pasti kalian sudah sering mendengar kata “Lebih baik dicintai daripada mencintai”, bahkan mungkin diantara kalian banyak yang setuju dengan kalimat diatas dan juga mungkin cuma sedikit yang tidak setuju. Tapi apapun pendapat kalian, pasti akan saya hargai. Karena setiap pendapat itu baik, dan juga menghargai pendapat orang lain itu penting.

Tapi kali ini saya tidak akan mengulas dari pendapat yang setuju, tapi sebaliknya. Saya akan mengulasnya dari sisi sebaliknya, yaitu yang tidak setuju. Sebelum kita membahasnya terlalu jauh, mari kita ketahui dulu apa itu cinta?.

Menurut Wikipedia, cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut.

Contoh nya adalah pria/laki-laki yang mencintai wanita/perempuan. Contoh Bapak Ivan sebagai laki-laki, mencintai Mama Ivan sebagai perempuan. Tetapi Cinta bukan hanya cinta antar sesama manusia saja, tapi juga bisa cinta terhadap binatang, tumbuhan maupun benda lainnya. Cinta juga berarti menyukai atau suka terhadap suatu objek baik itu objek nyata, mau pun tidak nyata. Cinta bukan hanya dimiliki oleh manusia saja, tetapi cinta juga dimiliki oleh binatang, baik antar sesama binatang, maupun cinta binatang terhadap manusia.

Cinta adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia atau benda lainnya. Bisa dialami semua makhluk. Penggunaan perkataan cinta juga dipengaruhi perkembangan semasa. Perkataan senantiasa berubah arti menurut tanggapan, pemahaman dan penggunaan di dalam keadaan, kedudukan dan generasi masyarakat yang berbeda. Sifat cinta dalam pengertian abad ke-21 mungkin berbeda daripada abad-abad yang lalu. Ungkapan cinta mungkin digunakan untuk meluapkan perasaan seperti berikut:
  • Perasaan terhadap keluaraga
  • Perasaan terhadap teman-teman
  • Perasaan yang romantis atau juga disebut asmara
  • Perasaan yang hanya merupakan kemauan, keinginan hawa nafsu atau cinta eros
  • Perasaan sesama atau juga disebut kasih sayang atau agape
  • Perasaan tentang atau terhadap dirinya sendiri, yang disebut narsisisme
  • Perasaan terhadap sebuah konsep tertentu
  • Perasaan terhadap negaranya atau patriotisme
  • Perasaan terhadap bangsa atau nasionalisme
Tetapi dengan seiringnya waktu, sebagian dari kita sudah banyak yang meyakini jika cinta itu hanya untuk kekasih saja, padahal seperti yang telah dijelaskan diatas, cinta itu Universal artinya bisa kita gunakan untuk hal apa saja. Tidak hanya sebatas untuk kekasih saja.

Terus bagaimanakah arti cinta itu menurut agama? Karena agama yang saya yakini adalah agama Islam, maka ijinkanlah saya mengurai arti cinta menurut agama islam. Simpang siur tentang cinta dalam agama islam , bisa diartikan sebenarnya tidak boleh dikarenakan belum muhrim , karena dalam agama islam belum boleh mencintai dan memiliki lawan jenis sebelum menikah , apabila sudah menikah , baru boleh mencintai dan meiliki.

Sebenarnya cinta dalam agama islam adalah cinta kita terhadap sang pencipta , kita cinta terhadap semua yang telah diciptakan demi meneruskan hidup di dunia yang harus kita syukuri atas segala rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita di dunia , jangan lah kau mendustai apa yang telah diberikan oleh Allah Swt , kita harus cinta melaksanakan segala apa yang telah diperintahkan dan menjauhi segala larangannnya.

Bagi seorang muslim dan beriman, cinta terbesar dan cinta hakiki ialah cinta kepada Allah. Bentuk cinta dapat kita wujudkan dalam berbagai rupa tanpa batas ruang dan waktu dan kepada siapa atau apa saja asalkan semuanya bersumber dari kecintaan kita kepada Allah dan karena menggapai ridha-Nya.

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. (Al-Baqarah: 165)

Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut, tetapi cinta adalah anugerah Allah yang indah dan suci, jika manusia dapat menilai kesuciannya. Islam sangat menjaga kesucian cinta, sehingga tidak ada istilah pacaran. Tak perlu pacaran, karena jodoh sudah diatur. Yang terpenting adalah kita menata diri kita menjadi orang yang baik, dan insya Allah jodoh kita pun baik. Allah akan memberikan pasangan jiwa yang sesuai dengan perangai kita, jika ingin dapat yang baik, maka jadilah orang baik dan juga berlaku kebalikannya.

Setelah kita mengenal arti cinta, baik dari segi manusiawi maupun dari segi agama islam, kita sudah dapat membedakan dimana letak kesaaan dan letak perbedaannya. Persamaannya adalah cinta sama-sama suka atau menyukai Sesutu, baik yang terlihat maupun tak terlihat. Perbedaannya adalah cinta yang hakiki menurut silam dalah cinta kepada Tuhan, yaitu Allah. Tapi setelah itu bisa cinta kepada nabi dan utusan, cinta kepada malaikat, cinta kepada agama, cinta kepada orangtua, dan seterusnya.

Tetapi yang menjadi persolan ialah jangan sampai cinta kita kepada mahluk (sesuatu selain Allah) melebihi cinta kita kepada Allah. Cinta kita kepada Allah harus diatas segalanya, bahkan cinta kita kepada anak maupun istri/suami kita.

Islam telah menjelaskan dan mengatur tentang cinta dengan sedemikian indahnya, tapi kita lah sebagai manusia yang telah mengubah dan mengaplikasikan cinta menurut keinginan kita sendiri. Cinta yang dapat membawa keindahan, kebahagiaan dan juga pahala. Kita ubah menjadi cinta yang penuh dengan kesedihan,penderitaan dan juga dosa.

Kembali ke awal, apakah lebih baik dicintai daripada mencintai? Sebenarnya tidak ada yang salah dengan dicintai maupun mencintai. Semuanya sama-sama baik, asalkan diniatkan dan dijalani dengan cara yang baik pula. Tapi alangkah baiknya jika cinta yang kita berikan berbalas dengan cinta pula.

Mencintai berarti kita harus siap dengan semua resiko yang ada di dalamnya, baik itu penolokan maupun perubahan sikap. Dengan kata lain kita harus siap berkorban untuk orang yang kita cintai, dan juga bersabar samapi cinta yang kita berikan berbalas cinta pula.

Dicintai berarti kita harus siap menerima, menolak ataupun memberi kesempatan pada orang yang memberikan cinta pada kita. Tapi terkadang dengan dicintai, kita merasa angkuh, merasa punya kendali. Bahkan kita merasa tak berdosa jika kita menolaknya tanpa memberikan kesempatan terlebih dahulu.

Jika ingin dihormati orang lain, maka hormatiah orang lain terlebih dahulu. Begitupun dengan cinta. Jika ingin dicintai, maka belajarlah mencintai. Seperti kata Mario teguh: Cinta tak pernah salah, yang salah adalah mencintai dengan cara yang salah ataupun mencintai orang yang salah.

Jadi boleh-boleh saja kita menempatkan diri diposisi mana saja, baik yang mencintai ataupun yang dicintai, aslakan semuanya atas dasar dan untuk tujuan yang baik.