Rabu, 07 Desember 2016

KOTA BONDOWOSO (Kota Tape)




Masih ingat kah kalian dengan kota kecil nan mungil ini? Jika masih, saya akan menulis kembali kota ini dengan sebutan kota tape atau orang bondowoso menyebutnya dengan tapai, setelah sebelumnya saya sempat menulis kota ini dengan julukan Kota Pensiunan. Maka ijinkan saya menulis kembali tentang kota bondowoso dengan julukan kota tape. Mungkin julukan Kota Tape lebih bisa diterima oleh sebagian besar masyarakat bondowoso atau lebih enak di dengar ditelinga.

Jauh sebelum dikenal sebagai kota pension, Bondowoso sudah akrab dengan sebutan kota tape. Adalah kelezatan, kelegitan dan kenikmatan tape yang di produksi pengrajin tape tradisionallah yang memicu Bondowoso dijuluki kota tape. Bukan hanya daerah sekitar seperti tapal kuda, jajanan khas masyarakat Bondowoso ini juga sudah dirasakan oleh lidah orang Bali, Madura, Surabaya, Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Bahkan setiap tahunnya hampir selalu ada turis asing (wisatawan) yang mengunjungi sentra pengrajin tape Bondowoso. Tak heran jika ketika mendengar nama Bondowoso, ingatan kita pasti tertuju pada jajanan khasnya, yakni tape.

Bondowoso adalah lezatnya tape dan cita rasa tape yang genuine hanya bisa ditemui di Bondowoso. Barangkali logika itulah yang menjadi pemantik inspirasi munculnya slogan “Bondowoso Kota Tape”. Slogan ini sudah terpatri sepanjang sejarah perjalanan masyarakat Bondowoso. Jauh sebelum kota pensiun disematkan, jauh sebelum kota kembang dicanangkan, atau bahkan jauh sebelum elit-elit pemerintahan yang ada sekarang dilahirkan.

Di dukung dengan kondisi geografis dan topografis serta keahlian yang dimiliki pengrajin, tape Bondowoso menemukan orisionalitasnya sebagai jajanan khas yang cocok untuk semua kalangan. Kini tape Bondowoso sudah bermetamorfosa dengan berbagai produk turunannya seperti prol tape, brownies tape, tape bakar, suwar-suwir, pia tape dan lain sebagainya. Dalam proses produksinya, dari hulu hingga hilir, jajanan khas ini melibatkan berbagai kalangan mulai petani singkong, buruh tani, pengrajin besek tape, pengrajin tape, pengrajin kue hasil olahan tape maupun distributor.

Gambaran diatas menunjukkan bahwa landasan ekonomis, historis maupun kultural dimiliki oleh produk daerah ini. Sehingga tak salah jika tape Bondowoso menjadi icon daerah. Sayang tak dapat ditolak, nasib icon daerah ini tak ubahnya sekedar hiasan dinding pembangunan. “Bondowoso Kota Tape” hanya menjadi slogan dan aksesori pembangunan.

Tape pada umumnya dikemas dalam bèsèk (anyaman dari bambu berbentuk kotak). wisatawan mancanegara menyebutnya fermented of cassava, mirip seperti peyeum di Jawa Barat. Tapi rasa tape manis bondowoso lebih khas. banyak wistawan dari luar bondowoso yang rela datang ke bondowoso hanya untuk membeli tape manis ini merk tape manis yang terkenal antara lain Tape manis 82, tape manis 31,tape manis Tjap Enak,Mana Lagi, 66, 17, dll. Toko penjual tape manis Bondowoso pada umumnya terkonsentrasi di Jalan Jenderal Sudirman dan Teuku Umar atau lebih dikenal daerah Pecinan. Jl jenderal sudirman. Selain Tape, makanan khas turunan dari tape juga banyak dijual di Bondowoso seperti Suwar-suwir, dodol Tape, Tape bakar dll.

Mungkin diantara kalian masih ada yang belum pernah memakan tape? Atau bahkan ada yang belum tau bentuknya? Jika belum, maka tidaklah salah jika saya merekomendasikan makanan unik yang satu ini, unik secara rasa maupun bentuknya. Dikatakan unik karena tape memiliki bentuk yang cukup berfariasi, tergantung dari pembuatnya. Bisa berbentuk lonjong, persegi, lingkaran dan lainnya. Tapi yang sering kita jumpai dipasaran adalah bentuk yang seperti singkong.

Kenapa seperti singkong? karena memang bahan utama dari tape ini memang adalah singkong. Lebih tepatnya singkong yang diawetkan dengan ragi selama beberapa hari ditempat yang kedap, maka jadilah makanan yang kita sebut dengan Tape. Sebenarnya tape bukan hanya bias dibuat dari singkong saja, tapi juga dari bahan lainnya seperti sukun misalnya. Dari segi rasa, singkong memiliki beberapa rasa yang cukup khas dan unik, karena tape memiliki rasa perpaduan antara rasa manis dan kecut. Tape juga bisa dicampur dengan makanan lainnya, seperti bahan untuk es campur, bahan kue dan lainnya.

Pembuatan tape melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tape (Saccharomyces cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas kulitnya. Ada dua teknik pembuatan yang menghasilkan tape biasa, yang basah dan lunak, dan tape kering, yang lebih legit dan dapat digantung tanpa mengalami kerusakan. Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional (tradisional) karena masih menggunakan cara-cara yang  terbatas.

Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam singkong sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga singkong akan menjadi lunak, jamur tersebut akan merubah glukosa  menjadi alkohol. Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan enzim yang dapat memecah karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih sederhana. Oleh karena itu, tape terasa manis apabila sudah matang walaupun tanpa diberi gula sebelumnya. Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan enzim pada ragi  Saccharomyces cereviceae  tidak pecah apabila terdapat udara yang mengganggu proses pemecahan enzim tersebut.

Kembali pada kota bondowoso (kota tape), Sebenarnya tape tidak hanya ada dikota bondowoso, di beberapa kota pun banyak terdapat makanan ini. Tapi jangan harap akan mendapatkan rasa yang khas seperti tape bondowoso punya. Meskipun sama-sama menggunakan singkong dan melalui proses yang sama. Terus rahasianya apa?

Rahasianya adalah dikarenakan bahan utamanya, yakni singkong bondowoso berbeda denga singkong yang dihasilkan di daerah lain. Kenapa bisa beda? Apa singkongnya ajaib atau dicampur dengan bahan lain? Perbedaannya terletak pada tanah yang ditanami singkong itu sendiri.

Bondowoso mempunyai suatu wilayah yang mempunyai tanah  yang cukup unik. Tanah ini memiliki warna yang berbeda, yaitu berwarna merah. Orang bondowoso menyebutnya sebagai tanah merah (Tana mera). Tapi tanah ini juga berbeda dari tanah merah yang berada di Madura sana. Jika tanah ini ditanami singkong, maka singkong yang dihasilkan akan berbeda dari singkong yang ditanam ditanah yang lain. Rasanya pun akan berbeda dengan singkong didaerah lain. Daerah ini adalah kecamatan Maesan dan kecamatan Wringin.

Tape Bondowoso memang terkenal dengan keunikan rasanya yang tak sama dengan tape di kota lainnya ada satu yang tak dapat kamu lupakan ketika pertama kali mencicipi tape Bondowoso " rasa manisnya yang buat sampai ke hatimu" itu salah satu mengapa tape Bondowoso selalu istimewa. Dari kenikmatan rasanya ada sebagian tape Bondowoso merek 31 yang sudah Go ke pasar expor Internasional, orang eropa sangat menyukai tape Bondowoso.

Hebatnya lagi pada tangal 15 November 2013 Bondowoso memecahkan rekor muri bakar tape terbanyak ada sekitar 1000 tape yang di bakar di alun alun kalau kamu tahu sama abang sate persis lah acara waktu itu kipas kipas tape dan yang bakar tape itu seluruh warga Bondowoso. Itulah sebabnya kenapa tape bondowoso berbeda dan cukup terkenal. Maka tidak heran dan merupakan hal wajib bagi turis asing maupun lokal, jika berkunjung ke kota mungil nan sejuk ini (kotaku Bondowoso), untuk membeli tape sebagai oleh-oleh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar