Rabu, 09 November 2016

MENGHARAP JODOH YANG TERBAIK



Ketika berbicara jodoh, pasti kita mengharap jodoh yang terbaik menurut kita. Tapi kita lupa, bahwa terbaik menurut kita, belum tentu terbaik menurut Tuhan. Terlepas dari itu semua, kadang kita merasa apa orang yang bersama kita sekarang adalah jodoh terbaik kiriman Tuhan ataukah orang yang bersama kita saat ini masih belum yang terbaik.

Jika yang kita harapkan adalah yang terbaik menurut kita sendiri, pasti kita mengharap jodoh yang baik, setia, mapan, tampan ataupun cantik. Tapi kadang kita lupa bahwa nun jauh disana jodoh kita juga berharap hal yang sama, tapi malah dia mendapatkan kita yang hanya seperti ini.

Mereka pasti juga berfikir hal yang sama, mereka pasti menanyakan hal yang sama. Apakah dia jodoh yang terbaik itu? Apa mungkin masih ada yang terbaik lagi?. Ah... manusia memang tidak akan merasa puas dengan apa yang telah diperoleh. Manusia pasti masih merasa kurang, padahal dia sudah dapat cukup, bahkan lebih.

kadang ada sekilas dalam fikiran kita, Siapakah jodoh kita, kapan waktunya tiba, di mana akan dipertemukan, apakah ia benar-benar orang shaleh? Semua itu rahasia Allah Swt.

Jodoh adalah Taqdir Allah Swt
Allah Swt menetapkan tiga bentuk taqdir dalam masalah jodoh. Pertama, cepat mendapatkan jodoh. Kedua, lambat mendapatkan jodoh, tapi suatu ketika pasti mendapatkannya di dunia. Ketiga, menunda mendapatkan jodoh sampai di akhirat kelak. Apapun pilihan jodoh yang ditentukan Allah adalah hal terbaik untuk kita.

Allah Swt berfirman: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al Baqarah: 216). Kita harus terikat aturan Allah. Kita juga dibekali akal untuk memahami aturan-Nya. Ketika kita memutuskan untuk taat atau melanggar aturanNya adalah pilihan kita sendiri. Bagaimana cara kita untuk mendapatkan jodoh adalah pilihan kita. Dengan jalan yang diridhoiNya atau tidak. Tetapi hasil akhirnya Allah yang menentukan.

Yang kita butuhkan sebenarnya bukan yang terbaik, tapi yang dapat menerima, mengerti dan memahami diri kita seutuhnya. Jodoh yang tidak akan meninggalkan kita, ketika tau akan kekurangan kita. Jodoh yang akan bangga dengan diri kita yang sekarang, bukan yang akan datang. Jodoh yang tidak akan menghakimi kita. 

Jodoh yang akan selalu menemani kita disaat duka, bukan cuma diwaktu suka saja. Jodoh yang selalu ada disaat kita membutuhkannya, bukan hanya disaat mereka butuh. Jodoh yang akan selalu setia, meskipun ada yang jauh lebih baik dari kita. Jodoh yang bisa jadi istri, teman, sahabat buat kita. Jodoh yang dapat mencintai orang tua kita, bukan cuma kita saja. Jodoh yang dapat menajdi ibu dari anak-anak kita kelak, dan masih banyak lagi.

Kriteria Pasangan Ideal
Nabi bersabda: ”Apabila datang kepada kalian lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya,maka nikahkanlah ia (dengan puteri kalian). Sebab jika tidak, maka akan terjadi fitnah dibumi dan kerusakan yang besar”. Lelaki yang bertaqwa akan mencintai dan memuliakan istrinya. Jika ia marah tidak akan menzhalimi istrinya. Kaum jahiliyah menikah dengan melihat kedudukan, kaum Yahudi menikah dengan melihat harta, kaum Nasrani menikah dengan melihat rupa, sedangkan umat Islam menikahkan dengan melihat Agama.

Nabi bersabda:”Sesungguhnya dunia seluruhnya adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita (isteri) yang sholehah”. Beliau juga bersabda: ”Wanita dinikahi karena empat faktor, yakni karena harta kekayaannya, karena kedudukannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Hendaknya pilihlah yang beragama agar berkah kedua tanganmu.”

Sulit mencari jodoh bisa jadi karena kriteria terlalu muluk. Janganlah kita menginginkan kesempurnaan orang lain, padahal diri kita tidak sempurna.Selektif dalam memilih jodoh adalah hal yang baik tetapi terlalu memilih juga akan membuat masalah baru.

Memperluas Pergaulan Sesuai Syar’I,
Seringlah bersilaturrahim ke tempat saudara atau mengikuti pengajian. Ustadz, teman, orang tua, saudara, keluarga, dll bisa diminta bantuan.

Haram berpacaran (Ta’aruf yang Tidak Islami)
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Israa’: 32). Kita dilarang berkhalwat, memandang lawan jenis dengan syahwat, wanita bepergian sehari semalam tanpa muhrim, dll. Orang pacaran selalu menutupi kekurangannya dan menampilkan yang baik-baik saja. Cari informasi dari orang dekatnya (saudara, teman, tetangganya). Perlu juga penilaian dari orang tua dan keluarga kita. Biasanya kita tidak dapat melihat kekurangan orang yang kita cintai.

Introspeksi diri
Jika kita ingin mendapatkan jodoh yang shaleh, maka kita harus menjadi orang yang shaleh juga. Allah Swt berfirman: “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula}” (QS. An Nuur: 26). 

Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT tidak melihat pada bentuk-bentuk (lahiriah) dan harta kekayaanmu, tapi Dia melihat pada hati dan amalmu sekalian. ” (HR. Muslim, Hadits no. 2564 dari Abu Hurairah). Jadi, lelaki atau wanita yang baik menurut pandangan Allah itu adalah lelaki atau wanita yang baik iman dan amalnya.

Secara lahiriah kita perlu menjaga kebersihan, kerapihan dan menjaga bau badan. Bukan berdandan berlebihan (tidak Islami), tapi tampil menarik.

Jangan Mencintai Manusia Secara Berlebihan
“Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya. (HR. Abu Dawud)

Jika kita mencintai manusia lebih daripada Allah, niscaya hati kita akan hancur dan putus asa jika ditinggalkan. Jika kita mencintai Allah di atas segalanya, niscaya kita akan selalu tegar dan tabah karena kita yakin bahwa Allah itu Maha Hidup dan Abadi serta selalu bersama hamba yang Sholeh.

Jika Gagal Berusaha Lagi(ingat sedulur man jada wajada"siapa yg bersungguh2 akan mendapatkannya)
Jika kita gagal, jangan putus asa dan minder. Kita harus sabar dan tetap berusaha mendapatkan yang lebih baik lagi. Yakinlah ada yang lebih baik yang sedang dipersiapkan Allah untuk kita.

Masa Penantian Jodoh
Jodoh tidak akan lari dan akan datang pada waktunya. Bersabarlah dan sibukkan diri dengan amal sholeh. Hadapilah dengan sikap tenang, santai, tidak mudah emosi/sensitif, tidak larut dalam kesedihan, tidak berputus asa dan tetap bersemangat. Rasulullah Saw bersabda: “Sungguh menakjubkan kondisi seorang mukmin. Segala keadaan dianggapnya baik, dan hal ini tidak akan terjadi, kecuali bagi seorang mukmin. Apabila mendapat kesenangan ia bersyukur, maka itu tetap baik baginya dan apabila ditimpa penderitaan ia bersabar maka itu tetap baik baginya.” (HR Muslim)

Gunakan energi kita untuk lebih mendekatkan diri dan mencintai Allah Swt., orang tua, dan umat. Yakinlah dengan keadilan-Nya bahwa setiap manusia pasti memiliki jodoh masing-masing. Yakinlah bahwa semua kondisi adalah baik, berguna, dan berpahala bagi kita.

Siap Menerima Taqdir Allah
Hidup adalah ujian. Bisa saja, takdir jodoh kita bukan orang shaleh. Allah Swt berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman. Sesungguhnya di antara pasanganmu dan anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka… Sesungguhnya hartamu dan anakmu, hanyalah ujian bagimu, dan di sisi Allah pahala yang besar.” (Q.S. At-Taghaabuun: 14-15)

Hal tersebut tetap bisa menjadi kebaikan apabila dijadikan sebagai lahan amal shaleh dan batu ujian untuk meningkatkan keimanan, tawakal, dan kesabaran.

Tapi terlepas dari itu semua, kita sebenarnya membutuhkan jodoh yang dapat menemani kita di dunia maupun di akhirat kelak, tentu saja di surga. Yang kita butuhkan hanya ikhlas menerima jodoh kita kelak, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Merasa banggalah dengan orang yang berada disisi kita saat ini, walaupun kita belum tau apakah dia jodoh kita atau bukan.

AKU AKAN BELAJAR BANGGA MEMPUNYAI KAMU....!!!!

Artikel terkait:  Bapak Rumah Tangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar