Om Telolet Om (dikenal juga dengan #OmTeloletOm) adalah fenomena di mana para anak-anak maupun remaja meminta supir bus untuk membunyikan klakson bus yang sudah dimodifikasi menjadi sebuah irama. Fenomena ini masuk ke ranah internet dan media sosial yang kemudian menjadi terkenal saat anak-anak remaja mengganggu akun media sosial figur publik seperti Donald Trump, Marshmello, Firebeatz, Dillon Francis, Cash Cash, maupun figur publik lainnya dengan cara membagikan fenomena "Om Telolet Om" melalui kolom komentar secara langsung.
Fenomena ini kemudian ditanggapi
dengan dibuatnya berbagai aransemen musik oleh para disjoki, lalu
dipublikasikan melalui akun media sosial mereka dan dimainkan dalam konser
massal. Salah satu konser musik yaitu Life in Color Miami mengumumkan bahwa
"Om Telolet Om" adalah tema rahasia mereka.
Kata "telolet" merupakan onomatope
atau tiruan bunyi dari bunyi klakson, dan kata ini juga merupakan suatu palindrom.
Jika Anda baru keluar dari pertapaan
di gua terpencil nun jauh di sana, inilah cerita singkatnya.
Ini juga Unik: Wanita Aneh Dan Unik Di Dunia
Ini juga Unik: Wanita Aneh Dan Unik Di Dunia
'Om telolet om' adalah sebuah teriakan
yang biasa diucapkan oleh anak-anak di pinggir jalan ketika sebuah bus melintas
dengan harapan sopir akan membunyikan klakson yang unik. "Telolet
telolet," begitu bunyinya.
Ini mendadak jadi populer Selasa
(20/12) malam setelah berbagai DJ terkenal mencuitkannya. Tapi sebelum itu,
video-video lucu memperlihatkan orang-orang dewasa meminta 'telolet' ke supir
bus sudah lebih dulu viral di Facebook. Tampaknya ada tren 'telolet challenge'
dan 'demam telolet' yang sudah beberapa pekan menggerilya dari satu akun ke
akun lain.
Dalam video-video yang memancing tawa
itu, terlihat ekspresi kegembiraan tersendiri ketika Anda berhasil meminta
supir membunyikan klakson dengan lambaian tangan dan teriakan, "Om telolet
ommmmmm!" beramai-ramai.
Jika Anda membuka media sosial saat ini,
linimasa Anda mungkin akan dipenuhi dengan guyonan lucu 'om telolet om'.
Sebagian mulai mengeluh 'Aduh apa sih!' tapi sebagian lagi ikut dalam
keriangannya.
Tak ada yang bisa lepas dari jeratan
'om tolelot om', bahkan Donald Trump, presiden terpilih Amerika Serikat tak
lepas dari serbuan orang-orang yang memintanya membunyikan klakson bus.
Tapi bagaimana telolet ini bermula?
Siapa yang bertanggung jawab atas kegaduhan ini?
Zaenal Arifin dari Bismania Community
mengatakan bahwa bunyi klakson telolet sudah mulai terdengar satu dekade lalu.
Klakson itu tidak spesifik dimiliki oleh jenis bus tertentu, melainkan hasil
modifikasi yang dilakukan perusahan otobus (PO).
"Awalnya tiga corong, kemudian
ada yang empat corong (lubang suara angin), bahkan ada yang enam lubang yang
kemudian bunyinya dimodifikasi sesuai kreativitas," katanya.
"Konsepnya seperti nada dering monophonic ponsel, lagu-lagunya
ondel-ondel, lagunya 'Jablay' Titi Kamal."
Dia mengklaim bahwa kebiasaan meminta
klakson itu dimulai dari kebiasaan para penggemar bus yang sering memotret bus.
"Sebagai balasan, supir bis biasanya kasih dim atau kasih
klakson."
Adalah perusahaan otobus Efisiensi
yang pertama mempopulerkan klakson telolet tersebut, kata Zaenal.
Manajer Komersil PO Efisiensi Syukron
Wahyudi menceritakan bahwa sekitar 10 tahun lalu pemiliknya, Teuku Eri
Rubiansah, pergi ke Arab Saudi dan mendengar bunyi klakson yang unik.
"Mendengar suara klakson di sana
berbeda, dia memutuskan membeli untuk bisnya. Khususnya di bus reguler dari
Cilacap Jogja, Purwokerto - Jogja, dan Purbalingga - Jogja."
Tapi awalnya klakson ini ternyata
malah direspons negatif karena suaranya yang dinilai terlalu keras.
Sampai-sampai, pihak PO meminta sopir-sopir mereka tidak membunyikan klakson
itu di tempat-tempat tertentu karena masyarakat tidak terima dengan bunyi itu,
cerita Syukron.
"Mulai disukai tiga empat tahun
terakhir karena mulai banyak PO-PO yang juga menggunakan. Di beberapa daerah tertentu
malah orang-orang minta klaksonnya dibunyikan. Kita merasa bangga juga, karena
bisa dibilang kita yang pertama yang pakai klakson tiga corong."
Jadi, sudah merasa tertarik ikut
'tantangan telolet'? Sebelum Anda pergi ke ke pinggir jalan dan menanti bus
idaman, ini bisa jadi pemanasan.
‘Om Telolet Om’ sempat menjadi viral.
Aksi meminta sopir bus untuk membunyikan klakson ini juga menjadi trending topic di sejumlah
media sosial.
Maraknya pemberitaan bunyi klakson
telolet membuat para pemilik toko aksesori banjir pesanan. Salah satunya
pemilik toko aksesori Alif Auto di lantai 5 Mega Glodok Kemayoran, Kemayoran,
Jakarta.
"Padahal itu klakson model lama
loh. Pas booming, banyak mobil (pribadi) yang pasang klakson itu,” ujar
Suryanto pemilik Alif Auto.
Menurut Suryanto, saat hangat menjadi
perbincangan, dirinya sempat menjajakan klakson tersebut antara Rp 750-900
ribu. Bahkan ada juga beberapa toko yang membanderol klakson hingga jutaan.
Lantas bagaimana penjualannya saat ini?
"Sekarang sudah tidak jual. Siapa
yang mau pasang gituan. Lagian kalau mau pasang mau di mana? Bunyiinnya malu
juga,” ucap Suryanto.
Suryanto mengatakan, para konsumen
yang memasang klakson di tempatnya tidak menggunakan tombol klakson bawaan
pabrikan yang berada di lingkar kemudi.
Tetapi, dia membuat tombol baru. Tentu
saja, hal ini dilakukan agar sewaktu-waktu konsumen yang bosan bisa melepasnya.
Anda masih tertarik pasang klakson telolet?
Bukan Cuma itu saja, ada juga bahaya yang dapat ditimbulkan oleh fenomena om telolet om ini, Kepala Kepolisian Resor Kampar Ajun Komisaris Besar Edy Sumardi Priadinata meminta masyarakat tidak berlebihan dalam menyikapi fenomena 'Om Telolet Om' yang saat ini menyebar di masyarakat. Kegiatan itu dianggap bisa membahayakan keselamatan pengguna jalan.
Edy menjelaskan, klakson mobil yang
berbunyi "telolet" semakin ramai dan marak diberitakan serta banyak
pula video yang diunggah ke media sosial terkait fenomena ini.Masyarakat tampak
berdiri di pinggir jalan dan membawa tulisan bertuliskan 'Om Telolet Om' dan
meminta kepada pengemudi bus untuk menghidupkan klaksonnya, bahkan ada di
antaranya yang mencegat bus ketika sedang berjalan.
Menurut Edy, hal ini dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain. "Untuk itu diimbau kepada seluruh masyarakat, terutama kepada pelajar maupun kalangan remaja, untuk tidak mengikuti hal ini," ujarnya, Jumat 23 Desember 2016.
Selain itu, Edy menambahkan, kegiatan ini dapat menganggu konsentrasi pengemudi bus atau truk yang dapat membahayakan banyak orang. Ditambah lagi saat aktivitas di jalan raya padat dapat mengganggu pengendara lain, bahkan dikhawatirkan dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
Imbauan juga diberikan kepada para
pengemudi truk atau bus untuk tidak memenuhi permintaan masyarakat 'Om Tolelot
Om'. "Hal ini demi kenyamanan bagi pengguna jalan lainnya, terlebih lagi
saat melintas di tempat ibadah. Akan memberikan kebisingan," imbau
Kapolres Kampar itu.
Bahakn tidak berhenti sampai disitu
saja, seperti kebiasan orang indonesia pada umumnya, om telolet om ini bahkan
sudah dibuatkan subauah lagu khusus yang berjudul “Om Telolet Om”.
Entah apa lagi selanjutnya, bisa
jadi dapat rekor muri atau bahkan rekor dunia, hehe.. Ada-ada saja, kita tunggu
saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar