Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah berkata, “Orang ‘alim (berilmu) bukanlah orang mengetahui kebaikan dari keburukan. Akan tetapi, orang ‘alim adalah orang yang mengetahui kebenaran kemudian ia mengikutinya dan mengetahui keburukan kemudian ia menjauhinya.” (az-Zuhd, karya Imam Ahmad)
Salamah
bin Dinar rahimahullah berkata, “Setiap perbuatan yang Anda tidak mau apabila
kematian menjemput Anda saat Anda sedang melakukannya, maka tinggalkanlah!
Apabila Anda berhasil melakukannya, maka tidak masalah kapan saja Anda akan
meninggal dunia.” (Shifatus Shafwah, Karya Ibnul Jauzi)
Qatadah
as-Sadusi rahimahullah berkata, “Wahai anak Adam, setan akan mendatangimu dari
segala arah, hanya saja ia tidak mendatangimu dari atasmu, karena setan tidak
mampu menghalangi antara Anda dan rahmat Allah.” (Ighatsatul Lahfan, karya
Ibnul Qayyim al-Jauziyyah)
Umar
bin Abdul ‘Aziz rahimahullah berkata, “Hindarilah olehmu berdua-duaan (menyepi)
dengan seorang wanita yang bukan mahram, walaupun jiwamu membisikkan kepadamu
bahwasannya Anda melakukannya dalam rangka mengajarinya al-Qur’an.” (Sirah
‘Umar bin Abdul Aziz karya Ibnul Jauzi)
Utsman
bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu berkata, “Tidaklah seorang hamba merahasiakan
sesuatu, melainkan Allah akan menampakkannya melalui raut wajah dan kata-kata
yang terucap dari lisannya.” (al-Adab asy-Syar’iyyah, karya Ibnu Muflih)
Abdullah
bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Siapa saja yang datang kepadamu membawa
kebenaran, maka terimalah kebenaran itu darinya meskipun dia adalah orang yang
jauh darimu dan engkau membencinya. Sebaliknya, siapa saja yang datang kepadamu
membawa kebatilan, maka tolaklah kebatilan itu darinya meskipun dia adalah
orang yang dekat kepadamu dan engkau mencintainya.”
Abu ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu pernah berkata, “Sesungguhnya hamba yang paling dicintai oleh Allah adalah orang-orang yang mencintai Allah dan berusaha membimbing orang lain untuk mencintai Allah.”
(Shahih Kitab az-Zuhd, Waki’)
Hudzaifah bin al-Yaman radhiyallahu ‘anhu berkata, “Tidaklah Allah menciptakan sesuatu melainkan pada mulanya kecil kemudian membesar, kecuali musibah; Karena sesungguhnya Allah menciptakannya besar pada awalnya kemudian mengecil.” (Bahjatul Majalis, Ibnu Abdil Barr)
Abu
Hatim al-Basti rahimahullah pernah berkata, “Tidaklah aku melihat seseorang
menyombongkan diri terhadap orang yang berada di bawahnya, melainkan Allah akan
mengujinya dengan perasaan rendah diri dan hina dari orang yang berada di
atasnya.” (Raudhatul ‘Uqala, karya Ibnu Hibban)
al-Mutsanna
bin Haritstah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Mati karena kehausan lebih aku sukai
daripada aku mengingkari janji yang pernah aku ucapkan.” (Bahjahtul Majalis)
Jundub al-Bajali radhiyallahu ‘anhu pernah berkata, “Perumpamaan orang yang memberikan nasehat dan peringatan kepada orang lain akan tetapi ia melupakan dirinya sendiri adalah bagaikan sebuah lilin yang memberikan penerangan kepada sekelilingnya sedangkan dirinya sendiri terbakar api.” (Kitab az-Zuhd, karya Imam Ahmad)
Ja’far
bin Muhammad rahimahullah pernah berkata, “Kemarahan merupakan kunci dari
segala keburukan.”
Qatadah
rahimahullah pernah berkata, “Sesungguhnya al-Qur’an telah menunjukkan kepada
kalian penyakit yang kalian derita dan obat penawarnya. Adapun penyakit kalian
adalah perbuatan dosa dan maksiat, sedangkan obat penawarnya adalah taubat dan
istigfar.”
Baca Juga: Dosa Yang Berulang
Baca Juga: Dosa Yang Berulang
Al-Hasan
al-Bashri pernah berkata, “Janganlah Anda tertipu dengan banyaknya amal ibadah
yang telah Anda lakukan, karena sesungguhnya Anda tidak mengetahui apakah Allah
menerima amalan Anda atau tidak.
Jangan pula Anda merasa aman dari bahaya dosa-dosa yang Anda lakukan, karena sesungguhnya Anda tidak mengetahui apakah Allah mengampuni dosa-dosa Anda tersebut atau tidak.”
Jangan pula Anda merasa aman dari bahaya dosa-dosa yang Anda lakukan, karena sesungguhnya Anda tidak mengetahui apakah Allah mengampuni dosa-dosa Anda tersebut atau tidak.”
mencaci-maki,
melaknat, berprasangka buruk, iri, dengki dan lainnya. Hendaklah kita sibukkan diri kita dengan mencari
keburukan diri kita sendiri kemudian berusaha memperbaikinya.Terutamamari kita
jaga lisan dan hati terhadap sesama muslim terutama terhadap
Para sahabat Nabi dan para isteri Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam.Semoga Ridha Allah selalu terlimpahkan kepada para sahabat Nabi dan para isteri Nabi, Radhiallahu 'Anhum.
Duhai Yang Maha Pangampun,Maha Pemaaf dan Maha Menerima Taubat.. Ya Allah, ampunanMu lbh luas dr dosa2 hamba,n rahmat kasih sayangMu lbh hamba harapkan dr amal perbuatan hamba..
Setelah mencapai jengkal ketiga, ia
akan menyadari bahwa ia tidak memiliki ilmu apapun karena ia tahu bahwa ilmu
ibarat lautan yang tidak bertepi.
Imam Ath-Thabari adalah hindari kekayaan
yang membuat diri menjadi sombong. Dan hindari kemiskinan yang membuat diri
menjadi suka meminta.
Kosongkan hatimu dari yang lain kecuali rasa takut dan tangismu kepada Allah swt. Jika keduanya sudah bersarang di hatimu, maka takut dan tangis itu akan membentengimu dari melakukan maksiat dan menjauhkanmu dari api neraka.” Fudhail bin Iyadh
“Jika kamu merasa begitu berat untuk
menunaikan qiyamul lail dan berpuasa di siang hari, maka ketahuilah,
sesungguhnya dirimu telah terbelenggu oleh dosa dan maksiat yang kamu perbuat.” Fudhail bin Iyadh
Tidak perlu dikhawatirkan seseorang jika
telah berkumpul tiga hal dalam dirinya. Ia bukan ahli bid’ah, tidak mengumpat
dan mencela ulama salaf, dan terakhir, tidak bersekutu dengan penguasa. Fudhail bin Iyadh
”Manusia paling berdusta adalah mereka
yang mengulangi perbuatan dosa yang pernah dilakukannya. Manusia paling bodoh
adalah mereka yang menunjukkan amal kebaikannya. Manusia yang paling dekat
dengan Allah adalah mereka yang paling takut kepada-Nya. Manusia tidak akan
sempurna sehingga agamanya mampu mengalahkan nafsunya. Dan, manusia tidak akan
binasa sehingga nafsunya mengalahkan agamanya.” Fudhail bin Iyadh
Umar bin Khaththab, bahwa ia berkata :
“Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, dan timbanglah diri kalian
sebelum kalian ditimbang. Karena yang demikian itu akan lebih ringan bagi
kalian besok bila sekarang kalian berhitung diri. Dan berhiaslah untuk sebuah
pertunjukkan besar hari itu, karena semua akan dipertontonkan tidak ada satu
pun yang tersembunyi”
al-Hasan,
yang berkata : “Tiada seorang mukmin (sejati),melainkan selalu menghisab
dirinya. Adapun orang yang durhaka tidak akan mundur dari kejahatan dan tidak
pula menghisab dirinya”.
Dalam riwayat yang shahih, suatu malam Ali
ra mengelus-ngelus janggutnya, sambil menangis, “Wahai dunia, wahai yang hina,
kujatuhkan talak tiga kepadamu tanpa rujuk lagi”, gumam Ali ra.
Imam Bukhari dalam shahihnya, bahwa Ali
ra pernah berkata: “Dunia pergi menjauh, dan akhirat mendekat. Karena itu,
jadilah kalian anak-anak akhirat, jangan menjadi budak-budak dunia”.
Kembali Ke:
Kata-Kata Mutiara Islami 1
Kata-Kata Mutiara Islami 2
Kembali Ke:
Kata-Kata Mutiara Islami 1
Kata-Kata Mutiara Islami 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar