Syaikh Abdullah bin
Jarillah menyebutkan beberapa hal yang seyogyanya diperhatikan oleh orang yang
berpuasa. Di sini kami nukil secara ringkas, dengan disertai sedikit tambahan
dan takhrij ringkas beberapa haditsnya.
1. Mengenal hukum-hukum puasa
Banyak kaum Muslimin
yang memasuki bulan puasa ini tanpa bekal ilmu tentang puasa sama sekali.
Celakanya, mereka juga tak begitu merasa perlu untuk belajar. Padahal Allah ta
berfirman:
"Bertanyalah
kepada para ulama, kalau kamu sekalian tidak mengetahui." (An-Nahl: 43)
2. Menyambut puasa
dengan hura-hura, bukan dengan banyak berdzikir, beristigfar dan mensyukuri
nikmat Allah. Klimaksnya, bulan yang penuh berkah ini tidaklah menggiring
mereka untuk semakin bertakwa; tapi sebaliknya, semakin terbuai seribu satu
kemaksiatan.
3. Sebagian kaum
Muslimin, memasuki bulan Ramadhan dengan gambaran lahir seperti orang-orang
yang bertaubat. Mereka shalat, berpuasa dan meninggalkan banyak kemaksiatan
yang biasa dilakukan. Namun seusai bulan puasa, mereka kembali menjadi pecinta
kemaksiatan. Seolah- olah, mereka hanya mengenal Allah di bulan nan suci ini.
Atau mungkin mereka hanya memandang ibadah di bulan ini sebagai satu tradisi.
Nabi bersabda:
"Barangsiapa
yang beribadah hanya untuk didengar orang, maka Allah pun akan memberi ganjaran
dengan sekedar (ibadah itu) didengar orang. Barangsiapa yang beribadah untuk
sekedar dilihat orang, demikian juga Allah akan memberinya ganjaran." (HR.
Bukhari dan Muslim)
4. Ada juga sebagian
kaum Muslimin yang beranggapan bahwa bulan Ramadhan ini cocok dijadikan waktu
untuk beristirahat, tidur-tiduran dan bermalas-malasan di siang hari, lalu
begadang di malam hari. Bahkan seringkali, begadang malam itu dibumbui dengan
hal-hal yang dapat mengundang kemurkaan Allah. Dengan permainan, mengobrol
kesana kemari, berghibah, bahkan kadang berjudi, wal 'iyadzu billah.
5. Selain itu, ada
juga kaum Muslimin yang menyambut bulan ini dengan dingin dan tak bergairah.
Kalau sudah berlalu, ia akan kegirangan. Mereka beribadah dan berpuasa,
semata-mata mengikuti kebiasaan manusia di sekitarnya. Alangkah miripnya mereka
dengan keadaan orang-orang munafik yang memang senang bermalas-malasan dalam
ibadah.
Allah berfirman:
"Sesungguhnya
orang-orang muna_k itu (berusaha) menipu Allah, tetapi Allah-lah yang akhirnya
menipu mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk bershalat mereka berdiri dengan
malas...." (An-Nisa: 142)
Rasulullah juga
bersabda, yang artinya:
"Sesungguhnya
shalat yang paling berat bagi orang-orang muna_k adalah shalat Isya dan
Shubuh." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
6. Banyak di antara
mereka yang begadang malam untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, sampai-sampai
meninggalkan subuh berjama'ah. Padahal Rasulullah bersabda: "Tidak dibolehkah
begadang itu melainkan bagi orang yang shalat (malam), atau musafir." (HR
Imam Ahmad)
7. Sebagian di antara
mereka menghindari diri dari berbagai pembatal puasa; seperti makan, minum,
berjima' dan lain-lain. Tetapi mereka tak berusaha menghindari hal-hal yang
dapat membatalkan pahala puasa; seperti bebas melihat aurat wanita di
jalan-jalan (bahkan terkadang menjadi kebiasaan sehabis shubuh dan menjelang berbuka),
atau di majalah-majalah, berghibah, mencaci-maki orang dan lain sebagainya.
8. Suka berdusta Ada
sebagian kaum Muslimin yang menganggap ringan berkata dusta, termasuk di bulan
suci Ramadhan, di kala berpuasa. Padahal Rasulullah pernah bersabda: "Barangsiapa
yang tidak juga meninggalkan berkata-kata dusta dan masih juga melakukannya (di
kala berpuasa), maka Allah tak sedikitpun sudi menerima ibadah puasanya, meski
ia meninggalkan makan dan minum." (HR. AI-Bukhari)
9. Satu hal yang
aneh, namun benar-benar sering terjadi; seseorang berpuasa, tapi tidak shalat.
Atau terkadang ada yang rajin shalat, tapi selalu beralasan tidak kuat
berpuasa. Padahal sungguh tidak ada manfaat orang itu berpuasa kalau dia tidak
shalat. Karena shalat adalah pilar dien/agama Islam.
10. Ada juga sebagian
kaum elit di kalangam Muslimin yang sengaja bersafar terkadang keluar negeri
agar mendapat keringanan untuk tidak berpuasa. Padahal Allah Maha Mengetahui
apa yang terbetik dalam hati hamba-Nya.
11. Sebagian kaum
Muslimin, ada yang berbuka puasa dengan mengkonsumsi sesuatu yang haram.
Terkadang minuman keras, rokok (itu banyak terjadi), serta makanan dan minuman
yang didapat dan usaha yang haram. Selain itu, beliau juga menyebutkan beberapa
hal lain yang layak diperhatikan. Dan juga masih banyak lagi
kejanggalan-kejanggalan yang dilakukan sebagian kaum Muslimin dalam melakukan
ibadah puasa.
Terkadang, bahkan
merusak bingkai kerja dari puasa itu sendiri; yaitu menahan diri dan makan dan
minum. Bentuknya? Dengan mengumbar nafsu makan dan minum tatkala berbuka puasa.
Ibnu Taimiyyah mengungkapkan penafsiran yang bagus tentang hadits nabi :
"Sesungguhnya
setan itu mengalir dalam tubuh manusia mengikuti aliran darah." (Diriwayatkan
oleh Ahmad)
4. Manfaat-Manfaat
Ibadah Puasa
Syaikh Ali Hasan
dalam "kitabu Ash-Shiyam" menuturkan beberapa faedah puasa berdasarkan
keterangan dari beberapa hadits. Akan kami sebutkan di sini dengan ringkas:
4.1 Puasa itu adalah
perisai
Bagi mereka yang
masih diamuk jiwa muda dan syahwat membara, namun masih belum terbuka pintu
menuju pelaminan; disyari'atkan baginya untuk mengekang keinginan syahwatnya
itu dengan berpuasa.
Rasulullah bersabda,
yang artinya:
"Wahai
pemuda-pemudi, barangsiapa di antara kamu yang sudah memiliki kemampuan
seksualitas, hendaknya ia menikah. Karena menikah itu lebih dapat memelihara
pandangan dan kemaluan. Kalau ia belum mampu menikah, hendaknya ia berpuasa.
Sesungguhnya puasa itu adalah obat penawar gejolak syahwat."
Lebih khusus lagi Rasulullah juga bersabda yang artinya: "Puasa
itu ibarat perisai, ia akan menamengi seorang samba dari siksa neraka." ((Diriwayatkan
oleh Ahmad)
Nah khusus di bulan
Ramadhan, sebulan penuh seorang Muslim akan diasah jiwanya dengan puasa sehingga
bisa terbentengi dari sergapan setan yang selalu memperalat hawa nafsu untuk
menjungkirkan seorang hamba ke jurang neraka. Tentu saja hal itu utama bagi
mereka yang berkeinginan dengan puasanya untuk mencapai ketakwaan kepada Allah.
4.2. Puasa adalah
jalan menuju Jannah
Dari Umamah berkata:
"Wahai Rasulullah, tunjukkanlah aku satu amalan yang akan menggiringku
menuju Jannah." Beliau bersabda: "Lakukan puasa, tak ada amalan yang
setara dengannya."
4.3. Puasa dapat
menjadi perantara turunnya syafa’at
Rasulullah bersabda,
yang artinya:
"Puasa dan
al-Qur'an akan memberi syafat kepada seorang hamba di hari kiamat nanti. Sang
puasa berkata: "Ya Allah, aku telah menghalanginya makan dan mengumbar
nafsu, jadikanlah aku perantara untuk menyampaikan syafa'at-Mu kepadanya”. (Diriwayatkan
oleh Ahmad)
4.4. Dua saat kebahagiaan
bagi orang yang berpuasa
Nabi bersabda:
"Orang yang
berpuasa memiliki dua saat-saat penuh kebahagiaan: kala ia berbuka, dan, di
saat ia menjumpai Rabb-nya (selepas hidup di dunia). (Diriwayatkan oleh Bukhari)
4.5. Pintu Rayyan di
Jannah (surga), bagi kaum yang berpuasa
Dari Sahal bin Sa'ad,
dari Nabi bahwasanya beliau bersabda, yang artinya:
"Sesungguhnya di
Jannah kelak, ada pintu yang bernama Rayyan. Dari situlah kaum yang berpuasa
akan masuk Jannah di hari kiamat. Tak seorangpun kecuali mereka yang akan
memasukinya. Bila orang terakhir di antara mereka telah masuk, pintu segera
ditutup; dan barangsiapa (diantara yang masuk) meminum sedikit airnya, niscaya
ia tak akan dahaga selamanya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah-lah Pencipta
segala kebahagiaan, kepada-Nyalah' kembali akhir kehidupan. Selayaknya kita
menyambut bulan yang penuh berkah dengan penuh gairah dan kegembiraan. Di
sanalah, dan dari sanalah kita akan beranjak dengan taufik Sang Maha Rahman
menuju Jannah-Nya yang penuh kebahagiaan.
Sebelumnya: Agar Ibadah Puasa Lebih Bermakna
Baca Juga:
Dosa Yang Berulang
KATA-KATA MUTIARA ISLAMI
Sebelumnya: Agar Ibadah Puasa Lebih Bermakna
Baca Juga:
Dosa Yang Berulang
KATA-KATA MUTIARA ISLAMI