Jika berbicara tentang hidup aaupun kehidupan, maka tidak akan luput juga berbicara yang menjalani kehidupan, terutama mahluk yang bernama manusia. Manusia ini unik sekaligus menarik, manusia bukannya tidak tau akan sesuatu hal, tetapi kadang manusia itu lupa atau sengaja melupakan diri.
Tetapi terlepas dari kodrat
manusia yang memang tempatnya salah dan lupa. Kadang kita dibuat cukup bingung
dengan kodrat manusia yang tercipta seperti itu, mungkin ini juga salah satu
alasan kenapa manusia berbeda dari mahluk hidup yang lainnya, disamping manusia
memang diberikan akal untuk berfikir. Juga mungkin ini alasan memberi tahu
manusia bahwa Tuhan memiliki sifat yang pemaaf dan Maha memaafkan.
Kembali pada inti pembahsan, yaitu didunia ini kita sebagai manusia hanya sementara saja, bukan selamanya atau ada yang mengatakan bahwa manusia hanya singgah sesaat di bumi ini.
Kita tau, sadar bahkan yakin
akan keberadaan manusia dibumi ini yang hanya sementara, tetapi entah kenapa
kita manusia lebih banyak lupa daripada ingatnya akan hal itu. Kita baru ingat
apabila ada yang mengingatkan atau ingat dengan sendirinya karena beberapa hal
yang tidak disengaja, contohnya ketika kita mendengar seseorang telah meninggal
dunia.
Betapa
ramai manusia menjadi lupa daratan. Betapa ramai manusia menjadi ingkar. Betapa
ramai manusia tidak dapat bersyukur. Betapa ramai manusia menjadi derhaka dan
berkhianat. Mereka melupakan tujuan hidupnya ketika di dunia dan hanya mengejar
kenikmatan dunia. Dunia yang dikejar akan berakhir. Tempat manusia hidup.
Tempat manusia memuja kenikmatan. Semuanya menjadi sia-sia belaka.
Kehidupan
di dunia merupakan permainan dan senda gurau. Ada kalanya menang ada kalanya
kalah. Susah dan senang silih berganti. Senangnya merupakan kesenangan yang
menipu, sedihnya merupakan kesengsaraan sementara. Itulah di namakan kehidupan
di alam fana. Sungguh berbeda dengan kehidupan sejati dan abadi di
akhirat nanti. Barangsiapa senang, maka ia akan selamanya senang (Ya Allah,
masukkanlah kami ke dalam golongan ini). Barangsiapa menderita, maka ia akan
menderita selamanya (na’udzu billahi min zalik).
Bahkan
ada yang mengibaratkan bahwa kehidupan di dunia ini sebagai sebuah drama
sandiwara, dimana yang menjadi para pemainnya (aktornya) adalah kita manusia. Sedangkan
yang menjadi panggung sandiwaranya adalah bumi yang kita tempai atau yang kita pijaki
ini, sedangkan yang bertindak sebagai Sutaradaranya tak lain dan juga tak bukan
adalah Tuhan yang mengatur semesta alam ini, yaitu Allah SWT.
Al-Quran
menyebutkan bahawa kehidupan di dunia tidak lebih hanya main-main dan senda
gurau semata:
Firman
Allah SWT maksudnya: "Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari
main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik
bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (Surah
Al-An'Am ayat 32)
Firman-Nya
lagi yang bermaksud: "Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda
gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan,
kalau mereka mengetahui." (Surah Al-Ankabut ayat 64)
Apabila
kalian merasai kesukaran dan menghadapi banyak masaalah hidup di dunia ini,
janganlah berputus asa dan rasa kecewa kerana sesungguhnya Allah SWT adalah
tempat bergantung dan tempat di letakkan sepenuh pengharapan. Berdoalah
bersungguh-sungguh kepada-Nya.
Dalam
kehidupan ini ada bertingkat-tingkat tentang kenikmatan dunia. Manusia
berlumba-lumba mengejar, hingga kepayahan, dan umurnya habis, dan
hidupnya tersungkur, hanya diarahkan mengejar kenikmatan dunia. Tak ada
kenikmatan yang sejati. Kenikmatan yang diinginkan manusia dalam kehidupan itu
hanyalah kenikmatan yang semuanya hanya ilusi. Khayalan dari manusia yang sudah
menjadi tabiat hidupnya hanya untuk kenikmatan dan kemegahan.
Ketahuilah,
sesungguhnya kenikmatan yang teragung dan terbesar, iaitu kenikmatan yang
dirasai sepenuhnya di hari akhirat nanti. Kenikmatan akhirat itulah yang akan
membawa hamba kepada kemuliaan yang kekal. Kerana itu, hakikatnya seorang
mukmin, tidak mengejar kenikmatan dunia, yang tidak memiliki keuntungan apa-apa
melainkan sedikit saja, dibandingkan dengan kenikmatan berupa kemuliaan disisi
Allah Azza Wa Jalla.
Tidak
ada maknanya kenikmatan dan kelazatan dunia seisinya, yang boleh membuat
manusia menjadi lupa dan mabuk, sehingga terlena dengan kehidupan dunia.
Kehidupan manusia yang sudah mabuk dunia itu, menjadi sujud, rukuk, dan ibadahnya
hanya untuk memenuhi rasa kenikmatan dunia.
Hanyalah
orang-orang mukmin, yang layak mendapatkan kenikmatan yang sejati, kerana
pahala yang akan dikurniakan oleh Allah Rabbul alamin, sentiasa mengalir,
ketika mereka makan, minum, berpakaian, tidur, terjaga, dan dalam
perkahwinannya, dan semua amal mereka semata hanya diarahkan untuk mendapatkan
reda-Nya. Tidak mencari reda selain-Nya. Apalagi, hanya ingin mendapatkan reda
kepada manusia lainnya, yang dapat memberinya kenikmatan dunia. Itu bukan sifat
mukmin yang hakiki.
Orang-orang
mukmin kerinduan hanya pada kenikmatan atas keimanannya, ibadahnya,
kerinduannya hanya kepada Allah Azza Wa Jalla. Ketahuilah, sesungguhnya
kenikmatan dunia itu, selalu akan menghalangi seseorang memperoleh kenikmatan
akhirat dan bahkan mengantarkan dirinya kepada seksa neraka. Manusia yang
matlamat hidupnya kepada kenikmatan dunia, akhirnya menjadikan harta-benda,
pangkat, kekuasaan, dan makhluk-makhluk, serta berbagai bentuk berhala-hala,
yang menyerupai tuhan, menjadi arah dan tujuan hidup mereka. Seakan semua yang
ada itu, mampu memberikan kenikmatan kepada manusia yang bersifat kekal. Karena
itu, ketika diakhirat mereka saling mencerca dan menyalahkan.
Marilah
sama-sama kita jadikan kehidupaan di dunia ini sebagai medan untuk kita beramal
dan menyediakan persiapan kita menuju alam akhirat. Tidak mungkin kita akan
tenang dan berbahagia apabila membawa bekalan yang sedikit dan tidak
berkualitas pula apabila menuju perjalanan yang jauh yaitu ke alam barzakh dan
alam akhirat . Janganlah sia-siakan masa, umur, tenaga dan kekayaan yang
kita miliki tanpa kita membuat pelaburan untuk bekal kita kelak di sana, ketika
itu apa yang akan menjadi pertukaran adalah amal-amal soleh, amal ibadah, amal
kebajikan yang kita lakukan di dunia ini semata-mata kerana Allah SWT.
Disamping
itu semua semoga kita dijadikan orang selalu ingat dan juga tidak selalu lupa
bahwa kehidupan di dunia ini hanya tempat untuk menanam atau mengumpulkan bekal
sebanyak yang kita mampu untuk melanjutkan perjalanan ke desa akhirat. Dan juga
semoga kita dijadikan orang yang baik ketika meninggalkan dunia fana ini.
Seperti
yang sering saya tuliskan “Jika tidak bisa masuk surga secara langsung,
setidaknya jangan lama-lama din neraka!”
Renungkanlah
dan bertindak segera tanpa di tunda-tunda lagi, karena umur tidak bisa menunggu
kita walaupun hanya sedetik saja. Lagipula hidup tidak ada yang tau kapan kita
akan meninggal, bisa saja nanti, nanti malam, besok, lusa atau bahkan satu
detik lagi.
Baca Juga:
Dosa Yang Berulang
KATA-KATA MUTIARA ISLAMI
Kebutuhan Hamba
Dosa Yang Berulang
Baca Juga:
Dosa Yang Berulang
KATA-KATA MUTIARA ISLAMI
Kebutuhan Hamba
Dosa Yang Berulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar