Kamis, 23 Maret 2017

LUPA BAHWA DIDUNIA INI HANYA SEMENTARA


Jika berbicara tentang hidup aaupun kehidupan, maka tidak akan luput juga berbicara yang menjalani kehidupan, terutama mahluk yang bernama manusia. Manusia ini unik sekaligus menarik, manusia bukannya tidak tau akan sesuatu hal, tetapi kadang manusia itu lupa atau sengaja melupakan diri.


Tetapi terlepas dari kodrat manusia yang memang tempatnya salah dan lupa. Kadang kita dibuat cukup bingung dengan kodrat manusia yang tercipta seperti itu, mungkin ini juga salah satu alasan kenapa manusia berbeda dari mahluk hidup yang lainnya, disamping manusia memang diberikan akal untuk berfikir. Juga mungkin ini alasan memberi tahu manusia bahwa Tuhan memiliki sifat yang pemaaf dan Maha memaafkan.

Kembali pada inti pembahsan, yaitu didunia ini kita sebagai manusia hanya sementara saja, bukan selamanya atau ada yang mengatakan bahwa manusia hanya singgah sesaat di bumi ini.

Kita tau, sadar bahkan yakin akan keberadaan manusia dibumi ini yang hanya sementara, tetapi entah kenapa kita manusia lebih banyak lupa daripada ingatnya akan hal itu. Kita baru ingat apabila ada yang mengingatkan atau ingat dengan sendirinya karena beberapa hal yang tidak disengaja, contohnya ketika kita mendengar seseorang telah meninggal dunia.

Betapa ramai manusia menjadi lupa daratan. Betapa ramai manusia menjadi ingkar. Betapa ramai manusia tidak dapat bersyukur. Betapa ramai manusia menjadi derhaka dan berkhianat. Mereka melupakan tujuan hidupnya ketika di dunia dan hanya mengejar kenikmatan dunia. Dunia yang dikejar akan berakhir. Tempat manusia hidup. Tempat manusia memuja kenikmatan. Semuanya menjadi sia-sia belaka.

Kehidupan di dunia merupakan permainan dan senda gurau. Ada kalanya menang ada kalanya kalah. Susah dan senang silih berganti. Senangnya merupakan kesenangan yang menipu, sedihnya merupakan kesengsaraan sementara. Itulah di namakan kehidupan di alam fana. Sungguh berbeda dengan kehidupan sejati dan abadi di akhirat  nanti. Barangsiapa senang, maka ia akan selamanya senang (Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan ini). Barangsiapa menderita, maka ia akan menderita selamanya (na’udzu billahi min zalik).

Bahkan ada yang mengibaratkan bahwa kehidupan di dunia ini sebagai sebuah drama sandiwara, dimana yang menjadi para pemainnya (aktornya) adalah kita manusia. Sedangkan yang menjadi panggung sandiwaranya adalah bumi yang kita tempai atau yang kita pijaki ini, sedangkan yang bertindak sebagai Sutaradaranya tak lain dan juga tak bukan adalah Tuhan yang mengatur semesta alam ini, yaitu Allah SWT.

Al-Quran menyebutkan bahawa kehidupan di dunia tidak lebih hanya main-main dan senda gurau semata:

Firman Allah SWT maksudnya: "Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (Surah Al-An'Am ayat 32)

Firman-Nya lagi yang bermaksud: "Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." (Surah Al-Ankabut ayat 64)

Apabila kalian merasai kesukaran dan menghadapi banyak masaalah hidup di dunia ini, janganlah berputus asa dan rasa kecewa kerana sesungguhnya Allah SWT adalah tempat bergantung dan tempat di letakkan sepenuh pengharapan. Berdoalah bersungguh-sungguh kepada-Nya.

Dalam kehidupan ini ada bertingkat-tingkat tentang kenikmatan dunia. Manusia berlumba-lumba  mengejar, hingga kepayahan, dan umurnya habis, dan hidupnya tersungkur, hanya diarahkan mengejar kenikmatan dunia. Tak ada kenikmatan yang sejati. Kenikmatan yang diinginkan manusia dalam kehidupan itu hanyalah kenikmatan yang semuanya hanya ilusi. Khayalan dari manusia yang sudah menjadi tabiat hidupnya hanya untuk kenikmatan dan kemegahan.

Ketahuilah, sesungguhnya kenikmatan yang teragung dan terbesar, iaitu kenikmatan yang dirasai sepenuhnya di hari akhirat nanti. Kenikmatan akhirat itulah yang akan membawa hamba kepada kemuliaan yang kekal. Kerana itu, hakikatnya seorang mukmin, tidak mengejar kenikmatan dunia, yang tidak memiliki keuntungan apa-apa melainkan sedikit saja, dibandingkan dengan kenikmatan berupa kemuliaan disisi Allah Azza Wa Jalla.

Tidak ada maknanya kenikmatan dan kelazatan dunia seisinya, yang boleh membuat manusia menjadi lupa dan mabuk, sehingga terlena dengan kehidupan dunia. Kehidupan manusia yang sudah mabuk dunia itu, menjadi sujud, rukuk, dan ibadahnya hanya untuk memenuhi rasa kenikmatan dunia.

Hanyalah orang-orang mukmin, yang layak mendapatkan kenikmatan yang sejati, kerana pahala yang akan dikurniakan oleh Allah Rabbul alamin, sentiasa mengalir, ketika mereka makan, minum, berpakaian, tidur, terjaga, dan dalam perkahwinannya, dan semua amal mereka semata hanya diarahkan untuk mendapatkan reda-Nya. Tidak mencari reda selain-Nya. Apalagi, hanya ingin mendapatkan reda kepada manusia lainnya, yang dapat memberinya kenikmatan dunia. Itu bukan sifat mukmin yang hakiki.

Orang-orang mukmin kerinduan hanya pada kenikmatan atas keimanannya, ibadahnya, kerinduannya hanya kepada Allah Azza Wa Jalla. Ketahuilah, sesungguhnya kenikmatan dunia itu, selalu akan menghalangi seseorang memperoleh kenikmatan akhirat dan bahkan mengantarkan dirinya kepada seksa neraka. Manusia yang matlamat hidupnya kepada kenikmatan dunia, akhirnya menjadikan harta-benda, pangkat, kekuasaan, dan makhluk-makhluk, serta berbagai bentuk berhala-hala, yang menyerupai tuhan, menjadi arah dan tujuan hidup mereka. Seakan semua yang ada itu, mampu memberikan kenikmatan kepada manusia yang bersifat kekal. Karena itu, ketika diakhirat mereka saling mencerca dan menyalahkan.

Marilah sama-sama kita jadikan kehidupaan di dunia ini sebagai medan untuk kita beramal dan menyediakan persiapan kita menuju alam akhirat. Tidak mungkin kita akan tenang dan berbahagia apabila membawa bekalan yang sedikit dan tidak berkualitas pula apabila menuju perjalanan yang jauh yaitu ke alam barzakh dan alam akhirat . Janganlah sia-siakan masa, umur, tenaga dan kekayaan  yang kita miliki tanpa kita membuat pelaburan untuk bekal kita kelak di sana, ketika itu apa yang akan menjadi pertukaran adalah amal-amal soleh, amal ibadah, amal kebajikan yang kita lakukan di dunia ini semata-mata kerana Allah SWT.

Disamping itu semua semoga kita dijadikan orang selalu ingat dan juga tidak selalu lupa bahwa kehidupan di dunia ini hanya tempat untuk menanam atau mengumpulkan bekal sebanyak yang kita mampu untuk melanjutkan perjalanan ke desa akhirat. Dan juga semoga kita dijadikan orang yang baik ketika meninggalkan dunia fana ini.

Seperti yang sering saya tuliskan “Jika tidak bisa masuk surga secara langsung, setidaknya jangan lama-lama din neraka!”

Renungkanlah dan bertindak segera tanpa di tunda-tunda lagi, karena umur tidak bisa menunggu kita walaupun hanya sedetik saja. Lagipula hidup tidak ada yang tau kapan kita akan meninggal, bisa saja nanti, nanti malam, besok, lusa atau bahkan satu detik lagi.

Baca Juga:
Dosa Yang Berulang 
KATA-KATA MUTIARA ISLAMI 
Kebutuhan Hamba
Dosa Yang Berulang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar