Keluarga

Senin, 13 Maret 2017

Benarkah Lebih Baik Dicintai Daripada Mencintai?


Wahai sahabat artikeku, pasti kalian sudah sering mendengar kata “Lebih baik dicintai daripada mencintai”, bahkan mungkin diantara kalian banyak yang setuju dengan kalimat diatas dan juga mungkin cuma sedikit yang tidak setuju. Tapi apapun pendapat kalian, pasti akan saya hargai. Karena setiap pendapat itu baik, dan juga menghargai pendapat orang lain itu penting.

Tapi kali ini saya tidak akan mengulas dari pendapat yang setuju, tapi sebaliknya. Saya akan mengulasnya dari sisi sebaliknya, yaitu yang tidak setuju. Sebelum kita membahasnya terlalu jauh, mari kita ketahui dulu apa itu cinta?.

Menurut Wikipedia, cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut.

Contoh nya adalah pria/laki-laki yang mencintai wanita/perempuan. Contoh Bapak Ivan sebagai laki-laki, mencintai Mama Ivan sebagai perempuan. Tetapi Cinta bukan hanya cinta antar sesama manusia saja, tapi juga bisa cinta terhadap binatang, tumbuhan maupun benda lainnya. Cinta juga berarti menyukai atau suka terhadap suatu objek baik itu objek nyata, mau pun tidak nyata. Cinta bukan hanya dimiliki oleh manusia saja, tetapi cinta juga dimiliki oleh binatang, baik antar sesama binatang, maupun cinta binatang terhadap manusia.

Cinta adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia atau benda lainnya. Bisa dialami semua makhluk. Penggunaan perkataan cinta juga dipengaruhi perkembangan semasa. Perkataan senantiasa berubah arti menurut tanggapan, pemahaman dan penggunaan di dalam keadaan, kedudukan dan generasi masyarakat yang berbeda. Sifat cinta dalam pengertian abad ke-21 mungkin berbeda daripada abad-abad yang lalu. Ungkapan cinta mungkin digunakan untuk meluapkan perasaan seperti berikut:
  • Perasaan terhadap keluaraga
  • Perasaan terhadap teman-teman
  • Perasaan yang romantis atau juga disebut asmara
  • Perasaan yang hanya merupakan kemauan, keinginan hawa nafsu atau cinta eros
  • Perasaan sesama atau juga disebut kasih sayang atau agape
  • Perasaan tentang atau terhadap dirinya sendiri, yang disebut narsisisme
  • Perasaan terhadap sebuah konsep tertentu
  • Perasaan terhadap negaranya atau patriotisme
  • Perasaan terhadap bangsa atau nasionalisme
Tetapi dengan seiringnya waktu, sebagian dari kita sudah banyak yang meyakini jika cinta itu hanya untuk kekasih saja, padahal seperti yang telah dijelaskan diatas, cinta itu Universal artinya bisa kita gunakan untuk hal apa saja. Tidak hanya sebatas untuk kekasih saja.

Terus bagaimanakah arti cinta itu menurut agama? Karena agama yang saya yakini adalah agama Islam, maka ijinkanlah saya mengurai arti cinta menurut agama islam. Simpang siur tentang cinta dalam agama islam , bisa diartikan sebenarnya tidak boleh dikarenakan belum muhrim , karena dalam agama islam belum boleh mencintai dan memiliki lawan jenis sebelum menikah , apabila sudah menikah , baru boleh mencintai dan meiliki.

Sebenarnya cinta dalam agama islam adalah cinta kita terhadap sang pencipta , kita cinta terhadap semua yang telah diciptakan demi meneruskan hidup di dunia yang harus kita syukuri atas segala rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita di dunia , jangan lah kau mendustai apa yang telah diberikan oleh Allah Swt , kita harus cinta melaksanakan segala apa yang telah diperintahkan dan menjauhi segala larangannnya.

Bagi seorang muslim dan beriman, cinta terbesar dan cinta hakiki ialah cinta kepada Allah. Bentuk cinta dapat kita wujudkan dalam berbagai rupa tanpa batas ruang dan waktu dan kepada siapa atau apa saja asalkan semuanya bersumber dari kecintaan kita kepada Allah dan karena menggapai ridha-Nya.

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. (Al-Baqarah: 165)

Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut, tetapi cinta adalah anugerah Allah yang indah dan suci, jika manusia dapat menilai kesuciannya. Islam sangat menjaga kesucian cinta, sehingga tidak ada istilah pacaran. Tak perlu pacaran, karena jodoh sudah diatur. Yang terpenting adalah kita menata diri kita menjadi orang yang baik, dan insya Allah jodoh kita pun baik. Allah akan memberikan pasangan jiwa yang sesuai dengan perangai kita, jika ingin dapat yang baik, maka jadilah orang baik dan juga berlaku kebalikannya.

Setelah kita mengenal arti cinta, baik dari segi manusiawi maupun dari segi agama islam, kita sudah dapat membedakan dimana letak kesaaan dan letak perbedaannya. Persamaannya adalah cinta sama-sama suka atau menyukai Sesutu, baik yang terlihat maupun tak terlihat. Perbedaannya adalah cinta yang hakiki menurut silam dalah cinta kepada Tuhan, yaitu Allah. Tapi setelah itu bisa cinta kepada nabi dan utusan, cinta kepada malaikat, cinta kepada agama, cinta kepada orangtua, dan seterusnya.

Tetapi yang menjadi persolan ialah jangan sampai cinta kita kepada mahluk (sesuatu selain Allah) melebihi cinta kita kepada Allah. Cinta kita kepada Allah harus diatas segalanya, bahkan cinta kita kepada anak maupun istri/suami kita.

Islam telah menjelaskan dan mengatur tentang cinta dengan sedemikian indahnya, tapi kita lah sebagai manusia yang telah mengubah dan mengaplikasikan cinta menurut keinginan kita sendiri. Cinta yang dapat membawa keindahan, kebahagiaan dan juga pahala. Kita ubah menjadi cinta yang penuh dengan kesedihan,penderitaan dan juga dosa.

Kembali ke awal, apakah lebih baik dicintai daripada mencintai? Sebenarnya tidak ada yang salah dengan dicintai maupun mencintai. Semuanya sama-sama baik, asalkan diniatkan dan dijalani dengan cara yang baik pula. Tapi alangkah baiknya jika cinta yang kita berikan berbalas dengan cinta pula.

Mencintai berarti kita harus siap dengan semua resiko yang ada di dalamnya, baik itu penolokan maupun perubahan sikap. Dengan kata lain kita harus siap berkorban untuk orang yang kita cintai, dan juga bersabar samapi cinta yang kita berikan berbalas cinta pula.

Dicintai berarti kita harus siap menerima, menolak ataupun memberi kesempatan pada orang yang memberikan cinta pada kita. Tapi terkadang dengan dicintai, kita merasa angkuh, merasa punya kendali. Bahkan kita merasa tak berdosa jika kita menolaknya tanpa memberikan kesempatan terlebih dahulu.

Jika ingin dihormati orang lain, maka hormatiah orang lain terlebih dahulu. Begitupun dengan cinta. Jika ingin dicintai, maka belajarlah mencintai. Seperti kata Mario teguh: Cinta tak pernah salah, yang salah adalah mencintai dengan cara yang salah ataupun mencintai orang yang salah.

Jadi boleh-boleh saja kita menempatkan diri diposisi mana saja, baik yang mencintai ataupun yang dicintai, aslakan semuanya atas dasar dan untuk tujuan yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar