Sebagian salaf berkata:"Betapa banyak amalan kecil mrnjadi besar (pahalanya) dikarenakan niat, dan betapa banyak amalan besar menjadi kecil dikarenakan niat."
Fidhail
bin ‘Iyadh berkata: ”Meninggalkan amal karena manusia adalah riya, dan beramal
karena manusia adalah syirik dan Ikhlash adalah Allah menyelamatkanmu dari
kedua hal itu.”
Imam
adz-Dzahabi rahimahullah berkata: ”Sesungguhnya ilmu itu bukan dengan banyaknya
riwayat (hafalan hadits), akan tetapi ilmu adalah cahaya yang Allah masukkan ke
dalam hati, syaratnya ittiba’ (meneladani Nabi), dan menjauhi hawa nafsu dan
bid’ah.”
Ibnu
‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: ”Alim Rabbani adalah yang mengajari
manusia ilmu (masalah) yang kecil sebelum mengajari masalah yang besar.”
Ibnul
Atsir rahimahullah berkata: ”Sesungguhnya syahwat yang tersembunyi adalah
keinginan agar amalanya dilihat oleh manusia.”
Bisyr
bin al-Harits rahimahullah berkata:”Tidak bertaqwa kepada Allah siapa yang menyukai
ketenaran.”
Al-Hasan
al-Bashri rahimahullah berkata: ”Semoga Allah merahmati seorang hamba yang
berhenti sejenak (untuk berfikir) pada keinginannya, apabila keinginannya
karena Allah maka dia mengerjakannya dan apabila karena selainnya maka dia
mengurungkannya.”
Ibnul
Qoyyim rahimahullah berkata: ”Segala sesuatu yang ada di dalam al-Qur’an berupa
pujian terhadap seorang hamba maka itu adalah buah dari ilmu, dan segala
sesuatu yang ada di dalam al-Qur’an berupa celaan maka itu buah dari
kebodohan.”
Mujahid
rahimahullah berkata: ”Barang siapa mengagung-agungkan nafsunya dia telah
menghinakan agamanya, dan siapa yang menundukkan nafusnya dia telah memuliakan
agamanya.”
Salah
sorang salaf berkata: ”Sesungguhnya ilmu adalah karunia yang Allah berikan kepada
siapa yang dicintai dari hambanya, dia tidak didapatkan karena keturunan
(nasab), seandainya dia didapatkan karena keturunan maka manusia yang paling
pantas mendapatkannya adalah keturunan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam.”
Imam
As-Syafi’i rahimahullah berkata: ”Demi Allah seandainya aku mengetahui kalau
meminum air dingin bisa merusak nama baikku, maka aku tidak akan meminum
kecuali air panas.”
Imam
Syafi’i berkata kepada Imam Ahmad bin Hanbal: “Bagaimana engkau mengetahui para
pendusta?”Beliau menjawab:”Dari janji-janji mereka.”
Al-Haram
bin Hayyaan berkata: ”Tidaklah seorang hamba menghadapkan hatinya kepada Allah,
melainkan Allah akan menghadapkan hati-hati orang yang beriman kepadanya sampai
Allah memberikan rizki kepadanya berupa kecintaan mereka kepadanya (kepada
hamba tersebut)”
Diriwayatkan
bahwa Umar Radhiyallahu 'Anhu berkata: “Ada tiga yang bisa merusak manusia:
para pemimpin yang menyesatkan, debatnya seorang munafik menggunakan Alqur’an
(sedangkan Alqur’an adalah haq) dan kesalahan seorang alim”
Imam
Syafi’i Rahimahullah pernah berkata: “Tidaklah ilmu itu menjadi indah
dan baik kecuali dengan tiga perkara: taqwa kepada Allah, mengamalkan Sunnah
dan khosyyah (takut kepada Allah)”
Imam
Tsauri Rahimahullah pernah berkata : “Seorang alim adalah dokternya umat ini
sedangkan harta adalah penyakitnya. Apabila seorang dokter mengambil penyakit
untuk dirinya lalu bagaimanakah ia mengobati orang lain?”
Fudhail
bin ‘Iyadh Rahimahullah pernah berkata: “Sesungguhnya Allah mencintai seorang
alim yang tawadhu’ dan membenci seorang alim yang sombong”
Fudhail
bin Iyadh rahimahullah berkata: “Penyakit-penyakit hanyalah dijadikan sebagai
pemberi pelajaran bagi hamba, tidak semua orang yang sakit itu meninggal”
Fudhail
bin Iyadh rahimahullah berkata: “Tanda kebahagiaan adalah keyakinan di hati,
wara’ dan zuhud dari dunia, malu dan berilmu”
Abu
Darda radhiyallahu 'anhu berkata: “Orang yang mengatakan kebenaran dan
mengamalkannya tidak lebih utama dari orang yang mendengarkan kebenaran lalu menerimanya”
Hasan
al-Bashri rahimahullah berkata: “Hakikat akhlaq yang baik adalah mencurahkan
segala kebaikan dan menjaga diri dari segala keburukan dan wajah yang berseri”
Luqman
al-Hakim berkata kepada anaknya: “Wahai anakku, rendah dirilah terhadap kebenaran,
niscaya kamu menjadi orang yang paling berakal”
Diriwayatkan
bahwa Dzun Nun al-Mishri rahimahullah berkata: “Laparlah kamu di siang hari dan
bangunlah di menjelang fajar, niscaya kamu melihat keajaiban dari Sang Maha
Raja lagi Maha Kuasa”
Al.Mubarrid
rahimahullah pernah berkata: “Barangsiapa yang memanjangkan ceramahnya dan
melamakan perkataannya sungguh dia bisa membuat kebosanan dan membuat
perkumpulan menjadi tidak baik”
Imam
Syafi’i rahimahullah berkata: “Berdebat dalam masalah agama membuat hati keras
dan melahirkan kebencian”
Imam
Syafi’i rahimahullah berkata: “Selagi anda mempunyai hati yang selalu merasa
cukup, maka anda dan raja dunia adalah sama”
Imam
Syafi’i rahimahullah berkata: “Orang kaya yang sebenarnya adalah yang kaya
dengan keadaannya, bukanlah orang kaya itu karena kekayaan dan hartanya”
Imam Syafi’i rahimahullah berkata: “Sesungguhnya ahli fiqih adalah yang ahli dalam perbuatannya dan bukanlah ahli fiqih yang ahli dengan perkataan dan penjelasannya saja”
Imam
Syafi’i rahimahullah pernah berkata: “Amalan yang paling berat ada pada tiga:
menderma dari yang sedikit, wara’ pada waktu menyendiri dan berkata yang benar kepada orang yang diharapkan dan ditakuti”
menderma dari yang sedikit, wara’ pada waktu menyendiri dan berkata yang benar kepada orang yang diharapkan dan ditakuti”
Imam
Syafi’i rahimahullah pernah berkata: “Ilmu adalah ilmu yang bermanfaat,
bukanlah ilmu yang hanya dihafal”
Muhammad
ibn Ali ibn Husain pernah berkata: “Sungguh mengherankan bagi orang yang angkuh
dan membanggakan dirinya, yang dimana ia diciptakan dari setetes mani kemudian
ia menjadi mayat yang busuk dan setelah itu dia tidak tahu akan diapakan dia”
Ibnu
al-Qoyyim rahimahullah berkata: “Amalan tanpa adanya ikhlas dan tanpa mengikuti
Rasul seperti seorang musafir yang mengisi kantongnya dengan pasir,
memberatkannya namun tidak bermanfaat baginya”
Imam
Hasan al-Bashri rahimahullah berkata: “Barangsiapa yang perkataannya tidak
mengandung hikmah maka itu adalah main-main, barangsiapa yang diamnya bukan
tafakkur maka itu adalah kelalaian dan barangsiapa yang pandangannya bukan
untuk mencari ibrah maka itu adalah kesia-siaan”
Ibnu
Atsir rahimahullah berkata: “Barangsiapa yang kebiasaan dan tabi’atnya
mengingkari nikmat dari manusia dan tidak berterima kasih kepada mereka, maka
menjadi kebiasaannya pula kufur terhadap nikmat Allah dan tidak bersyukur
kepadaNya”
Salman
al-Farisi radiyallahu 'anhu berkata: “Ingatlah Allah pada setiap waktu dimana
keinginanmu muncul, pada waktu tanganmu melakukan sumpah dan juga pada waktu
kamu memutuskan satu hukum”
Luqman
al-Hakim berkata: “Barangsiapa menyayangi, dia akan disayangi. Barangsiapa
mendengarkan baik-baik, dia akan faham. Barangsiapa diam, dia akan selamat.
Barangsiapa memperbanyak kebaikan, dia akan beruntung. Barangiapa mendzalimi
orang, dia berdosa. Barangsiapa menyakiti orang, dia akan menyesal dan
barangsiapa mempergauli manusia dengan baik, dia akan bahagia”
Umar bin Abdul Aziz berkata: “Janganlah sekali-kali kamu mendatangi pintu-pintu para penguasa walaupun kamu memerintahkan mereka kebaikan atau melarang mereka dari keburukan, dan janganlah sekali-kali kamu berduaan dengan wanita walaupun kamu mengajarinya salah satu surat dari Alqur'an, dan janganlah sekali-kali kamu menemani orang yang mendurhakai orang tua, dia tidak akan menerima kamu karena dia kepada kedua orangtuanya saja telah durhaka”.
Imam
Syafi’i pernah berkata: “Barangsiapa mempelajari Alqur'an maka tinggilah
martabatnya, barangsiapa mempelajari ilmu fiqih maka mulialah kedudukannya,
barangsiapa menulis hadits maka kuatlah hujjahnya, barangsiapa mempelajari ilmu
hitung maka ariflah sisi pandangnya, barangsiapa mempelajari bahasa maka
lembutlah tabiatnya, dan barangsiapa tidak bisa menjaga dirinya maka tidak
bermanfaat ilmunya”
Umar
ibn Abdul Aziz pernah berkata: “Dada adalah tempat menyimpan rahasia, bibir
adalah kuncinya, lisan adalah anak kunci pembukanya, maka hendaklah setiap
orang menjaga
Umar
radiyallahu 'anhu berkata: “Selalu ingatlah kalian kepada Allah, karena itu
adalah obat penyembuh, dan janganlah kalian mengingat manusia, karena itu
adalah penyakit”
Ikrimah
rahimahullah pernah berkata: “Semua orang itu pasti bergembira dan bersedih,
tapi jadikanlah kegembiraan itu sebagai syukur dan kesedihan itu sebagai sabar”
Abu
Idris al-Khaulani rahimahullah berkata: “Aku melihat di pojok masjid ada api
yang berkobar itu lebih aku sukai daripada aku melihat ada satu bid’ah yang
tidak dirubah”
Ali
radhiyallahu berkata: ”Tidak ada kebaikan berteman dengan orang yang terkumpul
dalam dirinya sifat-sifat berikut; Apabila dia berbicara berdusta kepadamu,
apabila engkau memberinya amanah dia mengkhianatimu, apabila dia memberimu
amanah dia akan menuduhmu, apabila engkau memberi kebaikan kepadanya dia
mengingkari kebaikanmu, dan bila dia memberikan kebaikan kepadamu dia akan
mengungkit-ungkitnya.”(al-Adab asy-Syar’iyyah Ibnu Muflih hal 537)
Ar-Rabii’
bin Anas rahimahullah berkata, “Tanda seseorang cinta kepada Allah adalah ‘ia
banyak menyebut atau mengingatNya’, sesungguhnya engkau tidak akan mencintai
sesuatu melainkan engkau banyak menyebut atau mengingatnya…” [Jami’ul ‘Ulum wal
Hikam, karya Ibnu Rajab rahimahullah, hal: 444]
Ibnu Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata: ”Tiga hal yang apabila berada dalam diri seseorang, Allah akan memenuhi hatinya dengan keimanan: Bersahabat dengan orang faqih, membaca al-Qur’an dan berpuasa.”(al-Aadab asy-Syar'iyyah Ibnu Muflih jilid 3 halaman 544)
Lanjut Ke:
Kata-Kata Mutiara Islami 2
Kata-Kata Mutiara Islami 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar