Keluarga

Senin, 09 Januari 2017

KATA-KATA MUTIARA ISLAMI 1


Sebagian salaf berkata:"Betapa banyak amalan kecil mrnjadi besar (pahalanya) dikarenakan niat, dan betapa banyak amalan besar menjadi kecil dikarenakan niat."


Fidhail bin ‘Iyadh berkata: ”Meninggalkan amal karena manusia adalah riya, dan beramal karena manusia adalah syirik dan Ikhlash adalah Allah menyelamatkanmu dari kedua hal itu.”

Imam adz-Dzahabi rahimahullah berkata: ”Sesungguhnya ilmu itu bukan dengan banyaknya riwayat (hafalan hadits), akan tetapi ilmu adalah cahaya yang Allah masukkan ke dalam hati, syaratnya ittiba’ (meneladani Nabi), dan menjauhi hawa nafsu dan bid’ah.”

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: ”Alim Rabbani adalah yang mengajari manusia ilmu (masalah) yang kecil sebelum mengajari masalah yang besar.”

Ibnul Atsir rahimahullah berkata: ”Sesungguhnya syahwat yang tersembunyi adalah keinginan agar amalanya dilihat oleh manusia.”

Bisyr bin al-Harits rahimahullah berkata:”Tidak bertaqwa kepada Allah siapa yang menyukai ketenaran.”

Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata: ”Semoga Allah merahmati seorang hamba yang berhenti sejenak (untuk berfikir) pada keinginannya, apabila keinginannya karena Allah maka dia mengerjakannya dan apabila karena selainnya maka dia mengurungkannya.”

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: ”Segala sesuatu yang ada di dalam al-Qur’an berupa pujian terhadap seorang hamba maka itu adalah buah dari ilmu, dan segala sesuatu yang ada di dalam al-Qur’an berupa celaan maka itu buah dari kebodohan.”

Mujahid rahimahullah berkata: ”Barang siapa mengagung-agungkan nafsunya dia telah menghinakan agamanya, dan siapa yang menundukkan nafusnya dia telah memuliakan agamanya.”

Salah sorang salaf berkata: ”Sesungguhnya ilmu adalah karunia yang Allah berikan kepada siapa yang dicintai dari hambanya, dia tidak didapatkan karena keturunan (nasab), seandainya dia didapatkan karena keturunan maka manusia yang paling pantas mendapatkannya adalah keturunan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.”

Imam As-Syafi’i rahimahullah berkata: ”Demi Allah seandainya aku mengetahui kalau meminum air dingin bisa merusak nama baikku, maka aku tidak akan meminum kecuali air panas.”

Imam Syafi’i berkata kepada Imam Ahmad bin Hanbal: “Bagaimana engkau mengetahui para pendusta?”Beliau menjawab:”Dari janji-janji mereka.”

Al-Haram bin Hayyaan berkata: ”Tidaklah seorang hamba menghadapkan hatinya kepada Allah, melainkan Allah akan menghadapkan hati-hati orang yang beriman kepadanya sampai Allah memberikan rizki kepadanya berupa kecintaan mereka kepadanya (kepada hamba tersebut)”

Diriwayatkan bahwa Umar Radhiyallahu 'Anhu berkata: “Ada tiga yang bisa merusak manusia: para pemimpin yang menyesatkan, debatnya seorang munafik menggunakan Alqur’an (sedangkan Alqur’an adalah haq) dan kesalahan seorang alim”

Imam Syafi’i Rahimahullah pernah berkata: “Tidaklah ilmu itu menjadi indah dan baik kecuali dengan tiga perkara: taqwa kepada Allah, mengamalkan Sunnah dan khosyyah (takut kepada Allah)”

Imam Tsauri Rahimahullah pernah berkata : “Seorang alim adalah dokternya umat ini sedangkan harta adalah penyakitnya. Apabila seorang dokter mengambil penyakit untuk dirinya lalu bagaimanakah ia mengobati orang lain?”

Fudhail bin ‘Iyadh Rahimahullah pernah berkata: “Sesungguhnya Allah mencintai seorang alim yang tawadhu’ dan membenci seorang alim yang sombong”

Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata: “Penyakit-penyakit hanyalah dijadikan sebagai pemberi pelajaran bagi hamba, tidak semua orang yang sakit itu meninggal”

Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata: “Tanda kebahagiaan adalah keyakinan di hati, wara’ dan zuhud dari dunia, malu dan berilmu”

Abu Darda radhiyallahu 'anhu berkata: “Orang yang mengatakan kebenaran dan mengamalkannya tidak lebih utama dari orang yang mendengarkan kebenaran lalu menerimanya”

Hasan al-Bashri rahimahullah berkata: “Hakikat akhlaq yang baik adalah mencurahkan segala kebaikan dan menjaga diri dari segala keburukan dan wajah yang berseri”

Luqman al-Hakim berkata kepada anaknya: “Wahai anakku, rendah dirilah terhadap kebenaran, niscaya kamu menjadi orang yang paling berakal”

Diriwayatkan bahwa Dzun Nun al-Mishri rahimahullah berkata: “Laparlah kamu di siang hari dan bangunlah di menjelang fajar, niscaya kamu melihat keajaiban dari Sang Maha Raja lagi Maha Kuasa”

Al.Mubarrid rahimahullah pernah berkata: “Barangsiapa yang memanjangkan ceramahnya dan melamakan perkataannya sungguh dia bisa membuat kebosanan dan membuat perkumpulan menjadi tidak baik”

Imam Syafi’i rahimahullah berkata: “Berdebat dalam masalah agama membuat hati keras dan melahirkan kebencian”

Imam Syafi’i rahimahullah berkata: “Selagi anda mempunyai hati yang selalu merasa cukup, maka anda dan raja dunia adalah sama”

Imam Syafi’i rahimahullah berkata: “Orang kaya yang sebenarnya adalah yang kaya dengan keadaannya, bukanlah orang kaya itu karena kekayaan dan hartanya”

Imam Syafi’i rahimahullah berkata: “Sesungguhnya ahli fiqih adalah yang ahli dalam perbuatannya dan bukanlah ahli fiqih yang ahli dengan perkataan dan penjelasannya saja”
Imam Syafi’i rahimahullah pernah berkata: “Amalan yang paling berat ada pada tiga:
menderma dari yang sedikit, wara’ pada waktu menyendiri dan berkata yang benar kepada orang yang diharapkan dan ditakuti”

Imam Syafi’i rahimahullah pernah berkata: “Ilmu adalah ilmu yang bermanfaat, bukanlah ilmu yang hanya dihafal”

Muhammad ibn Ali ibn Husain pernah berkata: “Sungguh mengherankan bagi orang yang angkuh dan membanggakan dirinya, yang dimana ia diciptakan dari setetes mani kemudian ia menjadi mayat yang busuk dan setelah itu dia tidak tahu akan diapakan dia”

Ibnu al-Qoyyim rahimahullah berkata: “Amalan tanpa adanya ikhlas dan tanpa mengikuti Rasul seperti seorang musafir yang mengisi kantongnya dengan pasir, memberatkannya namun tidak bermanfaat baginya”

Imam Hasan al-Bashri rahimahullah berkata: “Barangsiapa yang perkataannya tidak mengandung hikmah maka itu adalah main-main, barangsiapa yang diamnya bukan tafakkur maka itu adalah kelalaian dan barangsiapa yang pandangannya bukan untuk mencari ibrah maka itu adalah kesia-siaan”

Ibnu Atsir rahimahullah berkata: “Barangsiapa yang kebiasaan dan tabi’atnya mengingkari nikmat dari manusia dan tidak berterima kasih kepada mereka, maka menjadi kebiasaannya pula kufur terhadap nikmat Allah dan tidak bersyukur kepadaNya”

Salman al-Farisi radiyallahu 'anhu berkata: “Ingatlah Allah pada setiap waktu dimana keinginanmu muncul, pada waktu tanganmu melakukan sumpah dan juga pada waktu kamu memutuskan satu hukum”

Luqman al-Hakim berkata: “Barangsiapa menyayangi, dia akan disayangi. Barangsiapa mendengarkan baik-baik, dia akan faham. Barangsiapa diam, dia akan selamat. Barangsiapa memperbanyak kebaikan, dia akan beruntung. Barangiapa mendzalimi orang, dia berdosa. Barangsiapa menyakiti orang, dia akan menyesal dan barangsiapa mempergauli manusia dengan baik, dia akan bahagia”

Umar bin Abdul Aziz berkata: “Janganlah sekali-kali kamu mendatangi pintu-pintu para penguasa walaupun kamu memerintahkan mereka kebaikan atau melarang mereka dari keburukan, dan janganlah sekali-kali kamu berduaan dengan wanita walaupun kamu mengajarinya salah satu surat dari Alqur'an, dan janganlah sekali-kali kamu menemani orang yang mendurhakai orang tua, dia tidak akan menerima kamu karena dia kepada kedua orangtuanya saja telah durhaka”.

Imam Syafi’i pernah berkata: “Barangsiapa mempelajari Alqur'an maka tinggilah martabatnya, barangsiapa mempelajari ilmu fiqih maka mulialah kedudukannya, barangsiapa menulis hadits maka kuatlah hujjahnya, barangsiapa mempelajari ilmu hitung maka ariflah sisi pandangnya, barangsiapa mempelajari bahasa maka lembutlah tabiatnya, dan barangsiapa tidak bisa menjaga dirinya maka tidak bermanfaat ilmunya”

Umar ibn Abdul Aziz pernah berkata: “Dada adalah tempat menyimpan rahasia, bibir adalah kuncinya, lisan adalah anak kunci pembukanya, maka hendaklah setiap orang menjaga

Umar radiyallahu 'anhu berkata: “Selalu ingatlah kalian kepada Allah, karena itu adalah obat penyembuh, dan janganlah kalian mengingat manusia, karena itu adalah penyakit”

Ikrimah rahimahullah pernah berkata: “Semua orang itu pasti bergembira dan bersedih, tapi jadikanlah kegembiraan itu sebagai syukur dan kesedihan itu sebagai sabar”

Abu Idris al-Khaulani rahimahullah berkata: “Aku melihat di pojok masjid ada api yang berkobar itu lebih aku sukai daripada aku melihat ada satu bid’ah yang tidak dirubah”

Ali radhiyallahu berkata: ”Tidak ada kebaikan berteman dengan orang yang terkumpul dalam dirinya sifat-sifat berikut; Apabila dia berbicara berdusta kepadamu, apabila engkau memberinya amanah dia mengkhianatimu, apabila dia memberimu amanah dia akan menuduhmu, apabila engkau memberi kebaikan kepadanya dia mengingkari kebaikanmu, dan bila dia memberikan kebaikan kepadamu dia akan mengungkit-ungkitnya.”(al-Adab asy-Syar’iyyah Ibnu Muflih hal 537)

Ar-Rabii’ bin Anas rahimahullah berkata, “Tanda seseorang cinta kepada Allah adalah ‘ia banyak menyebut atau mengingatNya’, sesungguhnya engkau tidak akan mencintai sesuatu melainkan engkau banyak menyebut atau mengingatnya…” [Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, karya Ibnu Rajab rahimahullah, hal: 444]

Ibnu Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata: ”Tiga hal yang apabila berada dalam diri seseorang, Allah akan memenuhi hatinya dengan keimanan: Bersahabat dengan orang faqih, membaca al-Qur’an dan berpuasa.”(al-Aadab asy-Syar'iyyah Ibnu Muflih jilid 3 halaman 544)

Lanjut Ke:  
Kata-Kata Mutiara Islami 2
Kata-Kata Mutiara Islami 3 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar